Pertamina Hemat US$25 Juta Lewat Digitalisasi Perizinan Berbasis Geospasial

0
120

T Pertamina (Persero) meluncurkan sistem digital pengelolaan perizinan berbasis teknologi geospasial ArcGIS dalam ajang internasional Esri User Conference 2025 di San Diego, Amerika Serikat. Sistem ini dirancang untuk menyederhanakan, memantau, dan mengintegrasikan lebih dari 5.000 dokumen perizinan lintas anak perusahaan secara real-time.

Peluncuran ini menjadi langkah strategis Pertamina dalam memperkuat tata kelola berbasis teknologi dan efisiensi operasional.

“Digitalisasi ini bukan sekadar menyimpan data izin, tapi bagaimana kami bisa melihatnya secara spasial—lokasi, status, hingga potensi kondisi ke depan—dalam satu peta dinamis,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, dalam keterangan resmi, Rabu (17/7/2025).

Menurut Fadjar, sistem geospasial tersebut juga dilengkapi dashboard spasial, fitur chatbot berbasis teks, serta sistem peringatan dini terhadap masa berlaku izin.

Cegah Denda dan Gangguan Operasional

Hingga tahap pertama implementasi, sistem telah digunakan oleh Subholding PT Pertamina Patra Niaga untuk mengelola 322 dokumen perizinan penting seperti Persetujuan Layak Operasi (PLO), Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), dan KKPR Laut (KKPRL). Hasilnya, Pertamina berhasil menghindari potensi kerugian hingga USD 25 juta, termasuk risiko denda dan reengineering akibat keterlambatan sertifikasi ulang.

“Sistem ini memungkinkan pemantauan status izin secara real-time, mengantisipasi kendala sejak dini, serta menjaga kelancaran operasional tanpa gangguan,” tegas Fadjar.

Sejalan dengan Asta Cita dan ESG

Inisiatif ini sejalan dengan arah kebijakan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam akselerasi inovasi teknologi dan peningkatan efisiensi energi nasional. Pertamina juga menyebutkan bahwa pengembangan sistem ini mendukung prinsip keberlanjutan melalui tata kelola berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).

Presiden Direktur Esri Indonesia, Leslie Wong, menambahkan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti kemampuan platform ArcGIS dalam menjawab tantangan industri energi secara dinamis.

“Teknologi geospasial kini melampaui fungsi visualisasi, dan telah menjadi fondasi pengambilan keputusan strategis berbasis lokasi,” kata Leslie.

Pertamina menargetkan sistem ini akan diintegrasikan sepenuhnya di seluruh subholding pada Agustus 2025, sebagai bagian dari upaya transformasi digital menuju kelas dunia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here