PT Pertamina Patra Niaga memperkuat komitmennya terhadap transisi energi dan pengurangan emisi karbon dengan mengembangkan produk bahan bakar rendah karbon, salah satunya Sustainable Aviation Fuel (SAF). Inisiatif ini menjadi sorotan dalam gelaran Pertamina Investor Day 2025 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 16 Juli 2025.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, menyampaikan bahwa SAF merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam menyediakan energi bersih dan mendukung target net zero emission pada 2060.
“Dalam dua tahun terakhir, kami telah melakukan tiga kali uji pasar SAF dan proses sertifikasi di seluruh rantai distribusi, dari terminal BBM hingga depot pengisian bahan bakar pesawat udara. Ini memastikan produk SAF kami telah sesuai standar industri dan siap digunakan oleh maskapai,” jelas Harsono.
Pertamina juga menjajaki kerja sama strategis dengan penyedia teknologi agar pengembangan SAF dapat dilakukan secara lebih luas. Hal ini sejalan dengan Peta Jalan SAF Nasional yang telah ditetapkan pemerintah, sekaligus sebagai upaya mempercepat adopsi bahan bakar rendah emisi di sektor aviasi.
Selain SAF, Pertamina Patra Niaga telah merilis produk rendah karbon lainnya seperti Biosolar dan Pertamax Green 95, yang menjadi bagian dari strategi dekarbonisasi sektor hilir energi.
“SAF bukan sekadar produk, tapi simbol kesiapan Indonesia memimpin transisi energi di sektor penerbangan. Dengan pengalaman dan infrastruktur yang kami miliki, kami yakin SAF akan membuka peluang besar dalam pengembangan energi terbarukan,” tambah Harsono.
Produk SAF Pertamina telah memperoleh sertifikasi internasional ISCC CORSIA dan ISCC EU, yang memungkinkan pemasaran SAF sesuai regulasi penerbangan global dan standar Uni Eropa.
Pada 2023, Pertamina Patra Niaga mencatat sejarah dengan melakukan uji coba penerbangan komersial SAF bersama Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Adi Soemarmo Solo. SAF juga digunakan dalam Bali International Airshow 2024, bekerja sama dengan maskapai seperti Citilink, Pelita Air, dan Virgin Australia.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa pengembangan SAF merupakan bagian dari komitmen Pertamina terhadap prinsip keberlanjutan dan ESG (Environmental, Social, Governance).
“Inovasi ini akan membawa dampak besar dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Fadjar.
Dengan terobosan ini, Pertamina Patra Niaga menunjukkan posisinya sebagai pelopor energi bersih di sektor aviasi, sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam mendukung transisi energi global.