Jakarta, Seputar energi – Sejak Senin (9/3/2020) harga minyak dunia terpantau jatuh signifikan. Namun, hal itu tidak selamanya berdampak negatif pada sektor perdagangan. Pemerintah secara terang ingin memanfaatkan momen ini untuk menambah impor minyak mentah (crude).
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) merosot hampir 25% menjadi US$ 31,13 per barel pada Senin kemarin di Bursa NYMEX, setelah sebelumnya anjlok 33% menjadi US$ 27,34, level terendah sejak 12 Februari 2016.
Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia akan memanfaatkan momen ini untuk menambah impor crude di tengah turunnya harga. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial menegaskan bahwa impor minyak mentah ini sudah berjalan.
“Harga minyak anjlok kita menikmati dong. Impor crude sekarang sudah berjalan kita kan rata-rata impor cuman dengan harga gini Pertamina pasti punya strategi untuk lebih mengamankan,” ungkapnya di Kantor Kementrian ESDM, Senin, (9/03/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Ego memperkirakan jatuhnya harga minyak ini akan berdampak pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan momen ini tidak akan bertahan lama.
“Sebentar aja palingan, ya berdampaklah jelas,” paparnya.
Hal senada disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Dia menyebut anjloknya harga minyak akan berdampak di sisi hulu dan hilir. Di sisi hulu menurutnya akan berdampak pada keekonomian, sementara di hilir akan berdampak bagus.
“Tapi di hilir ini kan bagus karena kita akan beli banyak jadinya mumpung harga masih (rendah). Kan yang lagi turun crude nanti diolahnya di kilang,” ungkapnya di lokasi yang sama, Senin, (09/02/2020).
Pihak Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengomentari terkait anjloknya harga minyak dunia ini akan menjadi pembahasan da penkajian untuk dilakukan langkah selanjutnya.
“Nanti akan kita bahas akan kita kaji. Tidak ada kira-kira (skenario). Kita akan duduk dulu koordinasi,” ucapnya.