Site icon Seputar Energi

ESDM: Sumber Daya dan Cadangan Tambang Minerba Indonesia Masih Aman

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono memastikan bahwa sumber daya dan cadangan barang tambang yang dimiliki Indonesia masih cukup melimpah.

Khususnya pada nikel, besi, bauksit, dan perak yang dirasa masih cukup lumayan untuk kebutuhan dalam negeri.

Berdasarkan laporan dari Badan Geologi Kementerian ESDM pada tahun 2019 dengan status data per Desember 2018, Bambang kemudian memaparkan terkait total sumber daya bauksit yang dimiliki Indonesia mencapai 3,3 miliar bijih ton, sementara untuk cadangannya sebanyak 2,38 miliar bijih ton.

Untuk besi sendiri, sumber daya yang ada diperkirakan mencapai 12,07 miliar bijih ton dengan cadangan sebesar 3,07 miliar bijih ton.

Sementara itu, Indonesia memiliki sumber daya emas primer sebanyak 11,4 miliar bijih ton dengan cadangan sebesar 3,02 miliar bijih ton.

Sumber daya nikel yang dimiliki Indonesia mencapai 9,31 miliar bijih ton dengan cadangan 3,57 miliar bijih ton.

Adapun sumber daya perak tercatat sebanyak 6,44 miliar bijih ton dengan jumlah cadangan sebesar 2,76 miliar bijih ton. Kemudian ada tembaga, tercatat sebanyak 12,46 miliar bijih ton dengan cadangan 2,76 miliar bijih ton.

Untuk emas aluvial, total yang dimiliki ialah sebesar 1,61 miliar bijih ton dalam meter kubik dengan cadangan 6,06 juta bijih ton dalam meter kubik. Sedangkan untuk timah, sumber daya yang ada sebesar 3,87 miliar bijih ton dalam meter kubik, dengan cadangan 1,2 miliar bijih ton dalam meter kubik.

Adapun untuk batubara, Indonesia memiliki sumber daya sebanyak 149 miliar ton dengan jumlah cadangan mencapai 37,6 miliar ton.

Dilihat dari jumlah data tersebut, terbukti bahwa cadangan untuk batubara yang dimiliki Indonesia tidak begitu besar jumlahnya.

Cadangan batubara yang dimiliki Indonesia, hanya sebesar 3,5% dari total cadangan terbukti di dunia. Kendati demikian, Indonesia menjadi pengekspor batubara terbesar secara global.

Hal tersebut terjadi lantaran penggunaan batubara dalam negeri yang masih belum signifikan. Tingkat produksi batubara Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan serapan batubara domestik.

Bambang menjelaskan bahwa di tahun ini ada target khusus untuk produksi batubara, yakni hingga mencapai 550 juta ton dengan volume ekspor sebanyak 395 juta ton dan domestik sebesar 155 juta ton.

Hingga 6 Maret 2020, realisasi produksi batubara sudah mencapai angka 94,72 juta ton atau 17,22% dari target. Volume ekspor pada periode tersebut tercatat sebesar 30,24 juta ton dan serapan domestik seebsar 16,37 juta ton.

Sumber: https://industri.kontan.co.id/