Site icon Seputar Energi

Serap 52 Persen Kapasitas Listrik Tenaga Angin dan Surya, China Tingkatkan Target Energi Terbarukan

China meningkatkan target energi bersihnya untuk tahun 2020 dan untuk pertama kalinya secara resmi memonitor target pencapaian setiap provinsi.

Dilansir Bloomberg, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) menargetkan 28,2 persen pembangkit listrik berasal dari sumber yang terbarukan, naik 0,3 poin persentase dari tahun lalu.

Sementara itu, sumber non-pembangkit listrik tenaga air diperkirakan akan menyediakan 10,8 persen dari total listrik secara nasional, naik 0,7 poin persentase dari tahun lalu.

NDRC juga memberikan target individu untuk setiap provinsi dan wilayah, tidak termasuk Tibet, yang sudah mendapatkan mayoritas listrik dari sumber-sumber terbarukan.

Operator jaringan listrik, perusahaan pembangkit listrik, dan pengguna akan dimintai pertanggungjawaban untuk memenuhi target dan dapat dihukum dengan catatan kredibilitas buruk jika mereka tidak melakukannya.

Pengumuman itu dikeluarkan setelah China pekan lalu mengatakan memiliki ruang di jaringan listriknya untuk menyerap 52 persen lebih banyak listrik dari pembangkit tenaga angin dan matahari tahun ini daripada yang ditambahkan pada 2019.

Tim analis Morgan Stanley termasuk Simn Lee mengatakan peningkatan target dan peningkatan kapasitas menyiratkan bahwa instalasi terbarukan akan meningkat tahun ini

China pertama kali memperkenalkan rencana untuk sistem kuota energi terbarukan pada akhir 2017, dengan implementasi berdasarkan uji coba dilaksanakan tahun lalu.

Sistem ini dirancang untuk mengamankan permintaan energi bersih sambil mengurangi kapasitas yang idle. Sistem ini akan terus membantu negara untuk memenuhi target memperoleh 15 persen total energi dari bahan bakar non-fosil tahun 2020.

China telah mengembangkan lebih banyak kapasitas angin dan matahari daripada negara lain, tetapi ekspansi yang cepat telah membuat jaringan listrik kesulitan menampung listrik yang dihasilkan.

“Faktor kunci mengenai kebijakan ini bukanlah peningkatan sederhana pada target terbarukan 2020 tetapi pembentukan sistem pemantauan dan evaluasi jangka panjang untuk mengurangi pembatasan,” kata Lee dalam catatan itu, seperti dikutip Bloomberg.