Site icon Seputar Energi

Selain Sumber Polusi, BBM Jenis Premium Tidak Sehat untuk Mesin Mobil

Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium (RON 88) bersubsidi masih menjadi produk yang paling diincar masyarakat karena harganya ekonomis.

Tanpa disadari, bensin jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih ini adalah sumber polusi udara dan bahkan tidak sehat untuk kerja mesin mobil.

Region Manager Retail Sales VII, Remigius Choerniadi Tomo menjelaskan bahwa BBM premium hanya bisa digunakan untuk mesin bensin dengan compression ratio yang rendah.

“Kerugian mesin bensin dengan compression ratio yang rendah adalah power density mesin ikut rendah. Akibatnya fuel economy tidak optimal (km/liter BBM rendah) serta emisi gas buang lebih kotor,” kata Choerniadi saat diskusi virtual YLKI, Sabtu (27/6/2020).

Dia menjelaskan BBM jenis premium apabila dipaksakan digunakan untuk mesin bensin dengan compression ratio yang tinggi maka akan terjadi knocking/detonasi.

“Ini akan berakibat pada emisi yang semakin polutif, power turun, kerusakan piston dalam jangka panjang dan perasaan tidak nyaman bagi penumpang,” urainya.

Di zaman yang sudah high-tech, RON 88 memang sudah cocok lagi ditenggak ke mesin bensin.

“Pabrikan mobil kekinian sudah tidak mengadopsi mesin bensin Euro 1 yang emisi gas buangnya sangat polutif,” tukas Choerniadi.

Dia menerangkan secara teoritis besarnya polusi udara CO&HC+NOx yang bisa ditekan dengan menggunakan mesin standar euro yang lebih tinggi, misalnya dari euro 1 ke euro 2 polusi yang ditekan bisa mencapai 82,9 persen, hingga ke euro 4 yakni 93,5 persen.

Choerniadi meyakini BBM jenis premium yang dipaksakan digunakan di mesin euro 3 dan euro4 maka three-way-catalyst yang berfungsi menurunkan emisi hidrokarbon, karbon monoksida dan oksida nitrogen akan turun efektivitasnya sehingga gas buang akan lebih polutif.

sumber asli: tribunnews.com