Site icon Seputar Energi

Inggris Ajak Dunia Beralih Ke Energi Hijau Setelah Pandemi Corona

Pemerintah Inggris mengajak dunia agar menjadikan pandemi Virus Corona (COVID-19) sebagai momentum untuk transisi ke energi hijau. Pandemi yang terjadi disebut sebagai peringatan ketika hubungan manusia dan alam terganggun.

Survei global dari Ipsos MORI menemukan bahwa 71 persen dari penduduk dunia setuju bahwa dalam jangka panjang, bahaya dari perubahan iklim sama besarnya dengan virus corona. Penggunaan energi hijau, selain menjaga alam, juga dianggap semakin murah.

“Biaya menggunakan energi terbarukan semakin menurun tiap tahunnya dan pengembangannya tidak memiliki risiko yang besar terhadap lingkungan,” tulis pernyataan resmi Kedutaan Besar Inggris, Jumat (7/10/2020).

Inggris pun mengajak semua negara agar konsisten mengikuti Kesepakatan Paris (L’accord de Paris) dalam rangka melawan perubahan iklim yang berbahaya.

“Saat ini, kita sedang berjalan menuju perubahan iklim yang berbahaya dan berpotensi penuh bencana. Inggris berharap bahwa semua negara dapat menjunjung Kesepakatan Paris dan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan sebagai kerangka penting untuk memandu upaya pemulihan dari krisis COVID-19,” jelas Kedubes Inggris.

Pada 9 Juli kemarin, 40 menteri berbagai negara baru saja berkumpul untuk membahas energ dan iklim global International Energy Agency (IEA) Clean Energy Transitions Summit. Semua negara yang hadir menyampaikan dukungan pada transisi menuju energi hijau untuk menghadapi tantangan saat ini.

Pertemuan IEA dihadiri tokoh penting dunia di bidang ekonomi dan energi, seperti Alok Sharma (Menteri Bisnis dan Energi Inggris), Dan Brouillette (Menteri Energi Amerika Serikat), Hiroshi Kajiyama (Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang), dan Zhang Jianhua (direktur Administrasi Energi Nasional China).

Pemerintah Indonesia juga hadir diwakili Menteri ESDM Arifin Tasrif. Indonesia dan IEA sepakat untuk mendorong investasi swasta dalam sumber energi terbarukan bersama dengan BUMN yakni PT PLN (Persero).

Pertemuan ini turut menjadi persiapan bagi Inggris yang akan menjadi tuan rumah acara Konferensi Perubahan Iklim atau Conference of the Parties (COP) ke-26 di Glasgow tahun depan. Inggris pun terus mendorong program dalam negeri yang mendukung energi hijau.