PT Pertamina (Persero) terus menggenjot pemanfaatan panas bumi guna mendorong transisi energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Dalam lima tahun ke depan, Pertamina bakal menggandakan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) dari yang ada sekarang.
Senior Vice President (SVP) Strategy & Investment Pertamina Daniel S. Purba mengatakan, saat ini ada sekitar 670 Megawatt (MW) kapasitas terpasang PLTP yang dioperasikan Pertamina. Daniel menyebut, dalam lima tahun ke depan kapasitas terpasang itu ditargetkan meningkat menjadi 1.300-an MW atau setara dengan 1,3 Gigawatt (GW).
“Sekarang Pertamina kapasitas terpasangnya 670-an MW. Kami punya rencana untuk melipatgandakan menjadi 1,3 GW dalam 5 tahun. Dari sisi cadangan memang sangat betul, kami punya potensi yang cukup besar,” ujar Daniel dalam webinar yang digelar Rabu (21/10).
Pengembangan panas bumi Pertamina dilakukan melalui anak usahanya, yakni Pertamina Geothermal Energy (PGE). Lebih rinci, Corporate Secretary PGE Mindaryoko menerangkan, saat ini PGE mengelola 14 Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 672 MW yang dioperasikan sendiri (own operation).
672 MW itu tersebar di PLTP Kamojang di Jawa Barat sebesar 235 MW, Lahendong di Sulawesi Utara (120 MW), Ulubelu di Lampung (220 MW), Sibayak di Sumatera Utara (12 MW), Karaha di Jawa Barat (30 MW) dan Lumut Balai di Sumatera Selatan (55 MW).
Selain kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri, PGE juga mempunyai 1.205 MW yang dijalankan secara joint operation contract (JOC). Terdiri dari 3 JOC bersama Star Energy di Lapangan Wayang Windu, Darajat dan Gunung Salak, serta 1 JOC yang dilaksanakan oleh Sarulla Operation di Lapangan Sarulla Sumatera Utara.
“Potensi panas bumi di Indonesia masih besar, sehingga PGE terus berkomitmen mengembangkan panas bumi sebagai salah satu energi baru terbarukan di Indonesia,” kata Mindaryoko saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (21/10).
Sumber asli: kontan.co.id