Semangat utama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia adalah menghadirkan lingkungan yang lebih bersih dan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak. Selain menghadirkan kendaraan tanpa emisi gas buang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) didorong untuk menghadirkan energi terbarukan untuk bisa mendukung kehadiran kendaraan listrik di Indonesia.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Bambang Soesatyo, mengharapkan percepatan migrasi kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke kendaraan bermotor listrik beriringan dengan pengembangan Energi Baru Terbarukan/EBT yang digalakan Kementerian ESDM. Mengingat salah satu poin penting penggunaan kendaraan listrik, baik mobil ataupun motor, adalah mengurangi polusi udara, maka sumberdaya pengisiannya sebisa mungkin juga berasal dari pembangkit listrik EBT yang ramah lingkungan.
“Pengembangan EBT yang antara lain bersumber dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tenaga angin/bayu (PLTB), ataupun tenaga surya (PLTS), mutlak dilakukan karena kita tak bisa lagi selamanya bergantung kepada energi fosil yang semakin menipis. ESDM menargetkan bauran energi dari fosil ke EBT bisa mencapai 23 persen di tahun 2025. Sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Indonesia menargetkan di usia kemerdekaannya yang ke-100 di tahun 2045, bauran EBT sudah bisa mencapai 30 persen,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet dikutip dari situs resmi MPR.
Mantan ketua DPR RI ini menjelaskan capaian bauran EBT hingga tahun lalu sudah mencapai 12-13 persen. Ditandai dengan kapasitas pembangkit listrik EBT yang sudah mencapai 10.467 megawatt di tahun 2020, meningkat dari sebelumnya 9.496 megawatt di tahun 2015.
“Di tahun 2021 ini, Kementerian ESDM menargetkan naik mencapai 12.009 megawatt, dan di tahun 2022 menjadi 13.295 megawatt. Tantangannya tak mudah, namun jika kita kerjakan bersama secara gotong royong, hal tersebut rasanya tak mustahil untuk dicapai,” jelas Bamsoet.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini juga menerangkan, untuk menyemarakan penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air, IMI bersama pemerintah provinsi DKI Jakarta berencana menggelar balapan Formula E di tahun 2022, sebuah balapan mobil kursi tunggal yang menggunakan energi listrik. Balapan ini menjadi bukti kendaraan listrik juga memiliki tenaga, sehingga bisa digunakan dalam kejuaraan balap.
“Selain itu, IMI juga akan menggelar balapan kendaraan listrik motor dan mobil antar universitas di Sirkuit Sentul karena banyak sekali mahasiswa dari berbagai universitas yang sudah melahirkan prototype kendaraan listrik. Antara lain Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, hingga Universitas Budi Luhur. Balapan tersebut juga sebagai bentuk apresiasi IMI terhadap kendaraan listrik yang sudah dihasilkan anak bangsa,” pungkas Bamsoet.