Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan total keseluruhan sumber daya batu bara di Indonesia mencapai 143,73 miliar ton. Sementara cadangannya hampir mencapai 39 miliar ton. Dengan cadangan sebesar itu, isu lingkungan jadi tantangan ke depan.
“Indonesia punya kekayaan batu bara yang sangat besar. Hasil penelitian Badan Geologi Tahun 2020 mencatat sumber daya batu bara sebanyak 143,73 miliar ton dengan cadangan 38,81 miliar ton,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, dalam diskusi dari pemanfaatan FABA (abu hasil pembakaran batu bara), Kamis (25/3).
Dilansir Antara, Eko menambahkan, sebanyak 90 persen cadangan batu bara di Indonesia memiliki kalori sedang dan rendah untuk konsumsi industri ketenagalistrikan, smelter, semen, pupuk, dan kertas.
Tahun lalu, konsumsi batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 121,89 juta ton dengan penggunaan terbesar untuk menyuplai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Lebih lanjut Eko menyebutkan saat ini lebih dari 50 persen pembangkit listrik di Indonesia adalah PLTU yang berbahan bakar utama batu bara.
Terdapat 237 PLTU batu bara di Indonesia dengan rincian sebanyak 31 persen terletak di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Kemudian, Sumatera ada 25 persen, Sulawesi 17 persen, Maluku 2 persen, dan Papua 1 persen.
Total kapasitas terpasang PLTU batu bara sebesar 34,6 Giga Watt. Pemakaian batu bara sebesar 98,9 juta ton dengan potensi Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sebanyak 9,89 juta ton.
Saat ini Indonesia menghadapi tantangan terkait isu lingkungan karena jumlah PLTU dan pemanfaatan batu bara yang disebut menghasilkan emisi karbon dioksida yang memicu peningkatan suhu bumi.
“Akibat isu lingkungan inilah industri batu bara menghadapi tantangan. Kita harus bisa menjawab tantangan ini,” kata Eko.
Dalam penelitian yang dilakukan Badan Geologi sejak 2018 hingga 2020 di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur, batu bara mengandung logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) sebesar 200 ppm, sedangkan konsentrasi dalam abu batu bara bisa mencapai 10 kali lipat atau sekitar 2.000 ppm.
Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan nilai tambah batu bara melalui mekanisme hilirisasi sebagai upaya memaksimalkan potensi sumber batu bara dalam negeri yang masih melimpah.