Pemerintah Inggris mempercepat penghentian penggunaan batu bara dari bauran energinya menjadi pada 2024, yakni satu tahun lebih cepat dari rencana awal.
Inggris mempercepat target penghentian penggunaan batu bara dalam sektor ketenagalistrikan menjadi Oktober 2024, dan batu bara bahkan hanya digunakan 1,8 persen untuk pembangkitan listrik pada 2020, demikian pernyataan dari Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada Jumat.
Hal itu merupakan langkah penting dari rencana Pemerintah Inggris dalam rangka dekarbonisasi sektor listrik dan menyelesaikan peran serta Inggris terhadap perubahan iklim — nol emisi karbon — pada 2050.
“Berkaca pada pengalaman Inggris yang menggunakan batu bara sebanyak 40 persen dalam sektor ketenagalistrikan pada 2012, dan kemudian nol persen pada 2024, menunjukkan bahwa transisi yang cepat sangat mungkin untuk dilakukan. Dan hal ini perlu dilakukan secara bersama-sama di seluruh dunia untuk menyelamatkan planet kita,” kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.
Dia mengatakan percepatan itu menunjukkan bahwa Inggris dapat mengurangi ketergantungannya terhadap batu bara pada sektor ketenagalistrikan dari sepertiga menjadi nol hanya dalam 10 tahun.
Langkah itu, menurut Jenkins, akan membantu Inggris untuk melakukan pembangunan kembali yang lebih ramah lingkungan.
“Inggris menemukan bahwa angin adalah pengganti sumber energinya – Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar meliputi surya, angin, panas bumi, dan masih banyak lagi,” ujar dia.
Dubes Inggris itu juga berpendapat bahwa pengumuman target ambisius Pemerintah Indonesia untuk mengakhiri era batu bara dan rencana untuk menerapkan insentif terhadap energi terbarukan dan pajak karbon merupakan langkah besar yang akan menguntungkan seluruh rakyat Indonesia.
“Ini merupakan bagian dari gerakan global untuk meninggalkan batu bara. Total kapasitas batu bara yang dibatalkan sejak 2017 mencapai 4,5 kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang dibangun,” ungkapnya.
Jenkins lebih lanjut menyampaikan bahwa Inggris merasa bangga dapat mendukung tekad Indonesia dalam transisi menuju energi rendah karbon masa depan yang berkelanjutan melalui program Mentari, yaitu program kerja sama Inggris dan Indonesia pada sektor energi rendah karbon.
Program Mentari berfokus pada peningkatan peraturan yang kondusif bagi pengembangan energi terbarukan, memobilisasi investasi ke dalam proyek energi terbarukan, membuktikan konsep proyek energi terbarukan jarak jauh, dan membagikan keahlian serta berkolaborasi dengan berbagai kelompok kepentingan.
“Secara bersama-sama kita akan menciptakan masa depan di mana kita menjaga planet ini, dan memiliki listrik murah yang berlimpah untuk semua orang,” ujar Dubes Jenkins.