Site icon Seputar Energi

Pemerintah Tutup Keran Ekspor Gas, Investasi Hulu Migas Nasional akan Tetap Menarik

Investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi dinilai masih akan tetap menarik kendati pemerintah merencanakan penghentian ekspor gas ke luar negeri. Proses bisnis yang jelas di hulu migas bakal berperan penting terhadap minat investor.

Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa minat investor terhadap industri migas nasional tidak akan terganggu jika kebijakan harga gas dilakukan seusai dengan kaidah bisnis.

Menurutnya, pemerintah harus terbiasa untuk menerima harga gas dengan level wajar. Pasalnya, hal itu mengacu pada besaran yang akan dikorbankan pemerintah untuk memberikan harga gas murah kepada industri tertentu guna mengoptimalkan konsumsi di dalam negeri.

“Kebijakan tersebut bagus, asalkan tidak mengganggu kepentingan industri gas itu sendiri. Harga murah tersebut adalah subsidi dari pemerintah, karena harga gas pada dasarnya sudah di atas nilai tersebut,” katanya, Rabu (25/8/2021). Pendiri Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai, untuk menggenjot konsumsi gas di pasar domestik melalui pemberian harga gas sebaikanya didasarkan atas nilai keekonomiannya dalam penentuan harga maupun tarif pengangkutan infrastruktur.

“Sejauh itu masih masuk di dalam hitungan keekonomian para pihak yang terlibat di dalam investasi, tidak apa-apa,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan bahwa pada 2030 pemerintah memiliki rencana jangka panjang untuk mencapai produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).

Dengan adanya peningkatan produksi yang ada, masih terdapat rongga yang sangat besar antara produksi gas dan permintaan di dalam negeri.

“Oleh sebab itu, kalau tidak dibuka ekspor juga kurang menarik investor untuk melakukan investasi gas di indonesia ini,” jelasnya.