Seputarenergi.com- Asosiasi Pemasok Energi dan Batu bara Indonesia (Aspebindo) memperkirakan harga batu bara masih bisa lebih tinggi di tengah konflik Rusia dan Ukraina.
Sepanjang Februari, harga batu bara menguat 38,22 persen secara bulanan. Memasuki Maret, harga batu bara kian melambung hingga menyentuh level US$446 per ton. Secara tahunan, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen.
“Apabila pasokan gas alam dan minyak dari Rusia masih terputus, maka pemanfaatan kembali energi fosil, termasuk batu bara berpotensi membesar. Ini akan meningkatkan permintaan di tengah ketatnya pasokan batu bara di tingkat global,” kata Ketua Umum Aspebindo Anggawira dalam keterangan tertulis dikutip dari Antara, Minggu (6/3).
Menurut Anggawira, Rusia merupakan salah satu produsen minyak dan gas alam utama dan terbesar di dunia. Bahkan, ekspor dua komoditas energi itu mewakili setengah dari penjualan luar negeri negara itu. Rusia juga menyediakan sekitar 40 persen gas alam Eropa.
“Saya rasa penguatan harga batu bara juga akibat musim dingin yang berkepanjangan di negara yang memiliki empat musim baik di Asia, Asia Tengah, Eropa, Amerika. Hal ini yang juga membuat permintaan batu bara semakin meningkat,” ungkapnya.
Anggawira memperkirakan apabila produksi stagnan dan harga minyak mentah dunia di atas US$100 per barel maka batu bara kian dilirik.
“Peluang ini sangat baik untuk para pemasok batu bara di Indonesia, namun banyak hal-hal yang perlu dicermati bukan hanya semata-mata tergiur dengan terus meningkatnya harga batu bara,” imbuhnya.
Anggawira menilai strategi bukan hanya dari para pemasok batu bara, namun juga dari pemerintah agar para pemasok tidak tergiur untuk melakukan ekspor, tapi juga memperhatikan kebutuhan batu bara dalam negeri.
“Kita harus bisa memaksimalkan peluang ini, namun juga harus berhati-hati agar langkah yang di ambil oleh pemasok batu bara tidak membawa Indonesia menghadapi dampak negatif dan juga tidak mengakibatkan inflasi,” ujarnya.
Sebagai informasi, per Minggu (6/3), harga batu bara berjangka ICE NewCastle untuk pengiriman Maret 2022 bertengger di US$418,75 per ton. Padahal, saat Rusia mulai melakukan invasi pada Kamis (24/2) lalu, harganya masih di kisaran US$239 per ton.