Uni Eropa Siapkan Rp3.237 T Demi Lepas dari Energi Rusia

0
711

Seputarenergi.com- Uni Eropa menyiapkan US$221 miliar atau setara Rp3.237,65 triliun (kurs Rp14.650 per dolar AS) untuk melepas ketergantungan terhadap komoditas energi Rusia, baik minyak maupun gas. Dana ini akan diambil dari pengalihan anggaran pemulihan ekonomi dari pandemi covid-19.

Dilansir dari CNN, alokasi dana tersebut tertuang di rencana REPowerEU yang diluncurkan pada Rabu (18/5). Dalam proposal tersebut, Uni Eropa menargetkan bisa lepas dari konsumsi energi Rusia sebanyak 66 persen pada tahun ini dan lepas sepenuhnya pada 2027.

“Kami membawa ambisi kami ke tingkat lain untuk memastikan bahwa kami menjadi independen dari bahan bakar fosil Rusia secepat mungkin,” kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen saat konferensi pers.

Untuk mengejar target tersebut, Uni Eropa sudah mulai mengurangi konsumsi energi Rusia dari 40 persen menjadi 26 persen pada bulan lalu. Rencananya, pemangkasan bakal lebih tinggi pada Agustus 2022.

Nantinya, Uni Eropa akan mengganti sumber impor gas alam cair mereka dari Rusia ke Amerika Serikat dan Kanada. Selain itu, mereka juga akan meningkatkan pembelian gas dari Norwegia.

Bersamaan dengan rencana ini, Uni Eropa akan membangun platform yang memungkinkan para negara di kawasan untuk membeli energi secara bersama-sama. Tujuannya, agar tidak ada perebutan kapasitas energi yang dibeli dan harga energi yang sudah melambung bisa diturunkan.

“Ketika Eropa bertindak bersama, ia memiliki lebih banyak pengaruh. Dengan cara ini kami dapat mengamankan impor energi yang kami butuhkan tanpa persaingan di antara negara-negara anggota kami,” ucapnya.

Tak hanya merancang sumber impor baru, Uni Eropa juga menyerukan hemat konsumsi energi kepada negara anggota mereka. Misalnya, mematikan lampu, mengurangi penggunaan AC, dan langkah-langkah lain yang bisa mengurangi konsumsi energi sekitar 5 persen dalam jangka pendek.

Begitu juga dengan penggunaan energi alternatif dan percepatan transisi ke energi baru terbarukan (EBT) dalam jangka panjang. Harapannya, porsi EBT bisa meningkat dari 40 persen menjadi 45 persen.

Untuk mempercepat transisi EBT ini, Uni Eropa akan memangkas waktu perizinan bagi proyek hijau. Salah satu target proyeknya, yaitu kapasitas pembangkit listrik tenaga surya bisa meningkat dua kali lipat pada 2027.

Uni Eropa berharap sumber energi surya bisa menutup proyeksi konsumsi mencapai 9 miliar meter kubik gas alam per tahun pada 2027. Target lain, EBT bisa menghasilkan 10 juta metrik ton hidrogen pada 2027.

“Melepaskan Eropa dari pemasok energi terbesarnya akan sulit. Tetapi manfaat ekonomi dari mengakhiri ketergantungan kita akan jauh lebih besar daripada biaya jangka pendek REPowerEU,” jelas Komisaris Energi Eropa Kadri Simson.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here