PT Pertamina (Persero) diketahui telah memiliki sistem pemantauan data mulai dari produksi di hulu hingga distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke masyarakat lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC).
Kelak, dengan sistem PIEDCC bisa terpantau aliran dari fluidanya (cairan) ataupun gas. Produk BBM yang dihasilkan dari kilang Pertamina disalurkan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).
Sistem PIEDCC merupakan upaya Pertamina dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya kehilangan jumlah BBM yang tidak wajar, baik mulai dari produksi di kilang, distribusi oleh truk tangki maupun kapal, hingga masuk ke SPBU dan diterima oleh masyarakat.
Langkah ini juga merupakan upaya untuk efisiensi dalam produksi dan distribusi BBM. “Itu upaya yang kita lakukan untuk mengurangi losses, baik dari kilang, masuk ke kapal, masuk mobil tangki dan masuk ke SPBU. Di SPBU semua terekam, dari dispenser nomor 5 (misalnya) SPBU nanti produknya apa yang keluar, jadi kalau ada selisih bisa kelihatan,” kata Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina.
Menurut Nicke, dari TBBM jumlah BBM yang akan disalurkan ke kendaraan pengangkut (truk tangki) akan dilakukan secara otomatis sesuai dengan jumlah yang dimasukkan lewat sistem. Semua data ini juga terpantau lewat PIEDCC. Selanjutnya, saat diangkut oleh truk tangki menuju Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), juga dimonitor secara sistematis.
Dia menjelaskan ada potensi penyusutan jumlah BBM yang dibawa oleh truk tangki karena BBM secara nature (sifatnya) bisa mengalami penguapan selama di dalam perjalanan. “Angka penyusutan tersebut ada batas kewajarannya dan jumlah BBM yang diangkut selalu terpantau oleh sistem di PIEDCC,” katanya.
Baca: BBM Pertalite & Pertamax Bakal Dihapus, Ini Dia Bocorannya
Pengawasan tidak hanya di darat, tapi juga dilakukan di laut saat pengangkutan BBM menggunakan kapal.
Menanggapi ini, Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto menyebutkan bahwa sistem digital menjadi jawaban tantangan penyaluran BBM secara tepat. Penggunaan IT dan digitalisasi distribusi BBM mulai dari kilang sampai nozel SPBU mempermudah pengawasan dan ini membantu tugas tidak hanya Pertamina tapi juga Badan Pengatur Hulir Minyak dan Gas (BPH Migas).
“Saya rasa sistem ini sangat bermanfaat di era digital sekarang ini,” ujar Mulyanto, Selasa (13/9/2022).
Mulyanto optimistis jika perbaikan terus dilakukan, sistem saat ini sangat bermanfaat dalam pengendalian penyaluran dan volume BBM. “Melalui penyempurnaan terus-menerus, sistem ini sangat efisien untuk memonitor dan mengendalikan volume BBM,” kata Mulyanto.
Sumber asli: cnbcindonesia.com