Seputarenergi.com- Pada tanggal 15 november 2022 Indonesia kedatangan beberapa presiden dari berbagai negara dan tokoh penting dunia lainnya, salah satunya adalah Elon Musk. Singkatnya Elon Musk adalah penemu asal amerika dan pendiri Tesla (mobil listrik). Ada kejadian unik selama sesi wawancara, pasalnya Elon Musk sedang melakukan wawancara langsung secara virtual di negara amerika, tetapi secara tidak disangka ternyata rumah kediaman Elon Musk sedang mati listrik sehingga menyebabkan Elon Musk harus berada dalam kegelapan. Kejadian ini banyak yang menganggap sebagai lelucon, tetapi sebagian juga menganggap kejadian ini adalah sebuah peringatan untuk kita bahwa saat ini dunia sedang mengalami krisis energi terutama energi listrik. Pasalnya hingga saat ini Amerika dan Eropa sedang dilanda krisis energi yang hebat.
Hal ini tentu merupakan sebuah alarm dunia tentang dampak krisis energi, sehingga saat ini strategi Indonesia adalah dengan menekan angka gas emisi di Indonesia. Dijelaskan bahwa Indonesia saat ini sedang berjuang dengan membangun bangunan dengan gas emisi yang rendah. Menurut Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Indonesia mengambil bagian dalam program net zero menuju Indonesia bebas emisi pada tahun tahun 2050.
Contoh Nyata Dampak Krisis Energi Saat Ini.
Krisis energi sudah terlihat jelas saat ini, banyak media besar yang memberitakan tentang krisis energi seperti dilansir oleh CNBC Indonesia mengatakan bahwa “Krisis energi di Eropa kini mulai mengancam keberlangsungan sektor industri menjelang musim dingin yang makin dekat”. Seperti yang kita ketahui bahwa baru baru ini di tahun 2022 ukraina dan rusia mengalami perang sehingga menyebabkan harga energi di Eropa mengalami kenaikan empat kali lipat pada tahun 2022. Pasalnya saat ini Rusia memasok sekitar 40% gas alam eropa. Melonjaknya harga gas alam juga disebabkan oleh tingginya pemakaian listrik di Eropa disebabkan musim dingin sehingga harus menggunakan alat pemanas.
Lewat pemberitahuan dunia tentang krisis energi kita sebagai warga negara Indonesia harus lebih peka lagi terhadap masalah krisis energi. Hingga saat ini masih sedikit orang yang tahu tentang cara mengatasi krisis energi, padahal krisis energi dapat kita tangani sendiri oleh diri kita sendiri yaitu dengan program net zero.
Apa Itu Net Zero?
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral net zero adalah kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Untuk mencapainya diperlukan energi terbarukan dari sistem energi yang digunakan sekarang ke sistem energi bersih guna mencapai keseimbangan aktivitas manusia dengan alam.
Lalu untuk pelaksanaan net zero sendiri dapat dilaksanakan dengan meminimalisir penggunaan energi. Pelaksanaan net zero dengan penggantian energi dari yang lama menjadi terbarukan, seperti penggunaan listrik yang berasal dari batu bara digantikan menjadi energi surya, atau penggunaan bahan bakar mobil yang berasal dari minyak bumi beralih fungsi menjadi energi listrik.
Pasalnya penggunaan energi dari fossil selalu akan menghasilkan gas emisi yang berdampak buruk bagi lingkungan dan manusia, seperti contohnya kekeringan, berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim, bencana alam, perubahan rantai makanan, dan masih banyak dampak besar lainnya.
Dampak Krisis Energi Terhadap Indonesia
Bahan bakar bensin, listrik, dan gas alam sangat dibutuhkan untuk kebutuhan berumah-tangga. Tetapi hingga saat ini Indonesia masih belum terkena dampak krisis energi, dilansir oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan bahwa “Ketahanan energi nasional masih dalam kondisi aman, bahkan Indonesia cenderung diuntungkan dengan kondisi krisis energi global ini”. Indonesia masih mengekspor batu bara sebesar 70 persen dari pasokan yang dimiliki, serta ekspor gas sebesar 38 persen dari pasokan nasional. Walaupun begitu Indonesia juga dikhawatirkan terkena dampak krisis energi dimasa yang akan datang, seperti dalam peristiwa baru baru ini di Tiongkok, krisis energi dapat dirasa dari aktivitas pabrik yang menyusut akibat pembatasan penggunaan listrik dikarenakan ambisi pemerintah mengurangi gas emisi 2030. Dengan begitu, ini juga merupakan sebuah peringatan untuk Indonesia sebagai pencegahan terjadinya krisis energi di Indonesia.
Peluang Indonesia Menghadapi Krisis Energi
Indonesia adalah negara tropis dengan dua iklim, yaitu musim hujan dan kemarau. Kedua musim ini memberi keuntungan bagi sebuah bangunan di Indonesia khususnya bangunan dengan konsep net zero, karena bangunan dengan konsep net zero akan membuat sebuah bukaan besar untuk pencahayaan dan sirkulasi. Sebagai bandingnya, di Negara Timur Tengah yang iklimnya panas dan kering menghadirkan bangunan yang bersifat tertutup dan berorientasi ke dalam, dengan bukaan bukaan yang kecil agar suhu udara luar tidak mengganggu kenyamanan ruang dalam.
Berbeda dengan indonesia yang memiliki iklim tropis, bukaan-bukaan akan didesain semakin besar dan memberi banyak dampak positif. Dengan iklim tropis di Indonesia, bukaan merupakan sebuah keuntungan karena bisa terus diaplikasikan dalam sebuah bangunan sepanjang tahun penuh. Sehingga sebuah program net zero dirasa paling cocok di Indonesia karena bangunan yang nantinya akan dibuat bisa beradaptasi dengan iklim di Indonesia, hal ini juga membuat sebuah keuntungan yang besar bagi indonesia dalam sektor lingkungan dan ekonomi karena selain pengurangan energi, bahan bangunan juga lebih minim, lebih ramah lingkungan, dan tidak menimbulkan polusi berlebihan.
Contoh Nyata Strategi Indonesia Mengatasi Krisis Energi
Sebuah inovasi pengurangan gas emisi terhadap sebuah bangunan merupakan salah satu pilihan yang tepat yang dapat diterapkan. Pengaplikasian dalam bangunan dapat diterapkan dengan cara meminimalisir penggunaan energi dan memperbanyak ruang terbuka hijau. Untuk saat ini konsep dengan gedung net zero sudah mulai terlaksanakan di DKI Jakarta, pasalnya Jakarta adalah kawasan yang panas, tetapi dengan begitu penerapan konsep bangunan net zero dapat terlaksanakan di beberapa sekolah negeri di Jakarta. Berbeda dengan gedung sekolah dimasa lalu, di benak kita tergambar gedung sekolah yang persegi, monoton dan terdapat massa bangunan dengan penempatan acak. Ruang serta metode yang monoton kurang memberikan ruang untuk peserta didik belajar dengan nyaman dan konsentrasi pada pelajaran yang diberikan.
Dengan begitu Dinas pendidikan DKI Jakarta menjelaskan bahwa fasilitas pendidikan adalah salah satu sasaran konsep net zero saat ini, karena dengan diberlakukan net zero pada bangunan sekolah akan meningkatkan kualitas pendidikan dan semangat belajar. Menurut Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta untuk mencapai program indonesia net zero emission 2050 beberapa sekolah dimasa depan akan ditransformasikan dengan menghilangkan sekat sekat di antara jenjang pendidikan yang berada dalam satu kawasan, memperluas kawasan hijau, dan berbagi pemanfaatan fasilitas penunjang dengan mengintegrasikan menjadi satu bangunan meruang.
Sosialisasi Indonesia Menuju Net Zero Emission 2050
Upaya pemerintah dalam melaksanakan net zero 2050 di Indonesia sudah dalam tahap proses pengembangan, seperti contohnya strategi Indonesia dalam Folu Net Sink 2030 adalah mewujudkan nyata tentang pemulihan hijau dimana tingkat serapan karbon sudah berimbang bahkan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi di Indonesia yang akan tercapai di tahun 2030. Menurut Ruandha Folu Net Sink 2030 mendorong tercapainya pengurangan gas emisi rumah kaca sebesar 140 juta ton CO2 pada tahun 2030, pijakan utamanya adalah tentang penghijauan lingkungan dan lahan, serta pengurangan gas karbon. Selain pelaksanaan program pemerintahan juga, sosialisasi dapat kita lihat melalui banyaknya kesadaran masyarakat saat ini tentang dampak krisis energi. Sebagai contohnya adalah banyak bangunan baru yang mengadaptasikan sebuah bukaan besar untuk memanfaatkan energi alami seperti contohnya membuat sebuah bukaan jendela agar rumah terang, membuat sebuah ventilasi agar udara segar, dan memberi sebuah halaman yang luas untuk penghijauan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi terlaksananya program net zero yang nantinya semua pengaplikasian itu akan mengurangi secara besar besaran penggunaan energi listrik dalam sebuah bangunan.
Maka dari itu, selain kita berpartisipasi dalam program net zero kita juga secara tidak langsung tersadar membantu tentang pengurangan gas emisi karbon. Selain kita juga mengurangi dampak gas emisi karbon kita juga dapat menghemat pemeliharaan dalam sebuah bangunan seperti penggunaan lampu, AC, dll. Sebab dari itu, diharapkan oleh pemerintah bahwa program net zero juga dapat terlaksanakan bukan hanya dari pemerintah, tetapi dari masyarakat juga ikut serta dalam program net zero ini menuju Indonesia bebas gas emisi tahun 2050.
Sumber: Kumparan