Seputarenergi.com- Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Products and Chemical Inc resmi mengajukan pengunduran diri dari konsorsium proyek hilirisasi atau gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Sumatera Selatan (Sumsel).
Sebagaimana diketahui, Air Products membentuk konsorsium dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan juga PT Pertamina (Persero). Cabutnya Air Products dari konsorsium gasifikasi batu bara pun dibernarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Plh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Idris Sihite mengatakan, mundurnya Air Products tidak akan berdampak pada rencana hilirisasi batu bara di dalam negeri.
Pasalnya, terdapat investor lain yang mulai berminat untuk menggantikan perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat itu, diantaranya adalah investor asal China.
“Kita beri insentif untuk seluruh produk Minerba kalau sudah ada kebijakan itu negara beri kompensasi dalam bentuk royalti sampai 0%, ini kan pemanis bagi orang untuk mendukung hilirisasi. Beberapa sudah mulai jalan kemarin ada perusahaan China sudah datang,” kata dia di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Jumat (10/3/2023).
Meski demikian, Idris tidak membeberkan secara pasti siapa perusahaan asal China yang tertarik untuk menggantikan investasi Air Products di Indonesia. Hanya saja beberapa investor asal China itu bakal masuk pada sejumlah proyek hilirisasi batu bara, termasuk gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether.
“Oh banyak, bukan hanya ke PTBA tapi ke KPC dan lain sebagainya secara natural saja kan tercipta supply and demand pasti itu,” kata dia.
Seperti diketahui, Air Products memilih hengkang dari dua proyek gasifikasi batu bara RI. Dua proyek tersebut yakni proyek DME dengan PTBA dan Pertamina, dan juga proyek gasifikasi batu bara menjadi etanol dengan perusahaan Bakrie Group, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) buka suara perihal mundurnya Air Products and Chemicals Inc di dalam proyek kerja sama hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Bahkan, perusahaan Amerika Serikat tersebut sudah menyampaikannya melalui surat yang dikirimkan kepada pemerintah Indonesia.
Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengatakan pihaknya masih akan tetap berkomitmen menjalankan proyek gasifikasi sesuai arahan pemerintah. Sekalipun terdapat salah satu konsorsium yang mengundurkan diri.
“Jadi mengenai proyek coal to DME ini memang ada surat dari Air products untuk mundur sejauh ini kami belum klarifikasi tetapi kami sudah diskusikan dengan Kementerian terkait dan ini masih berproses bahwa kami tetap melanjutkan,” kata dia dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).
Lebih lanjut, Rafli mengatakan proyek coal to DME merupakan langkah perusahaan dalam menjalankan pemerintah dalam bidang hilirisasi batu bara. Hal ini dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk berkontribusi dalam memenuhi energi nasional.