Site icon Seputar Energi

India, Jerman, China Ramai-Ramai Tenggelamkan Harga Batu Bara

Seputarenergi.com- Harga batu bara makin tenggelam. Pada Pada perdagangan Rabu (15/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 179,65 per ton. Harganya melandai 0,19%.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 20 Februari 2023.

Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif harga batu bara yang juga melemah pada Senin pekan ini. Dalam empat hari perdagangan terakhir, harga pasir hitam sudah ambruk 6,9%.

Harga batu bara jatuh setelah India dan Jerman mengirim kabar buruk.

Menteri Kelistrikan India RK Singh mengatakan Negara Gangga akan menurunkan kontribusi pembangkit listrik ke energi dari 72,3% saat ini menjadi 58,9% pada 2026-2027 hingga terus turun menjadi 49,9% pada 2031-2032.

Merujuk studi Central Electricity Authority (CEA), kapasitas pembangkit liginite terpasang turun dari 51,27% menjadi 28,7% hingga Maret 2023.

India merupakan konsumen terbesar kedua batu bara di dunia setelah China. Kebutuhan batu bara menembus 1 miliar ton lebih.

Selain India, Jerman juga akan mengurangi produksi listrik batu bara.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, pemerintah Jerman akan menutup tambang batu bara LEAG pada akhir 2030. Rencana penutupan tersebut maju delapan tahun dari rencana awal yakni 2038.

Jerman sudah berbicara dengan LEAG soal penutupan tersebut. LEAG merupakan pemilik tambang terbesar kedua di Jerman.

Pemerintah Jerman sebelumnya juga sudah mencapai kesepakatan dengan produsen listrik RWE AG untuk tidak lagi menggunakan batu bara pada 2030.

Jerman berambisi untuk mengurangi emisi hingga dua pertiga dari saat ini dan menghasilkan 80% energi mereka dari energi baru dan terbarukan. Kontribusi pembangkit listrik batu bara saat ini berada di kisaran 30% dari total listrik yang diproduksi negara tersebut.

Sebelumnya, China juga sudah memberikan kabar buruk. Tiongkok mengumumkan kenaikan produksi pada Januari-Februari 2023.

Tiongkok juga diperkirakan tidak akan membeli harga batu bara kokas dari Australia secara besar-besaran karena masih lesunya industri dan mahalnya harga batu bara kokas.

Produksi batu bara China menembus 734,23 juta ton pada Januari-Februari 2023. Jumlah tersebut meningkat 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan produksi ini membuat Tiongkok optimis bisa menghadapi kebutuhan batu bara thermal dan bisa menekan impor.

Dengan melemahnya impor maka harga batu bara bisa terus tertekan mengingat China adalah konsumen terbesar batu bara di dunia.