Seputarenergi.com- Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumu (BPH Migas) menargetkan akan membangun sebanyak 89 titik penyalur bahan bakar minyak (BBM) Satu Harga di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Dengan demikian, diharapkan total kumulatif sekitar 434 titik penyalur BBM Satu Harga bisa tercapai hingga Desember 2023.
“BPH Migas perlu memastikan distribusi dan ketersediaan BBM untuk SPBU BBM Satu Harga agar berjalan dengan lancar,” ujar Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra yang dikutip Senin 20 Maret.
Yapit mengatakan, produksi energi fosil yang terbatas membuat ketahanan energi Indonesia cenderung rentan menyesuaikan dengan kondisi perekonomian global.
Melambungnya harga minyak dunia memaksa pemerintah memperketat tata niaga energi.
Untuk memantau kondisi ketahanan energi khususnya di sektor hilir migas tersebut, pemerintah mengamanatkan BPH Migas untuk menjamin penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh pelosok Indonesia dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri.
“BPH Migas sebagai instansi yang melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan gas bumi dituntut dapat menjamin ketersedian dan kelancaran pendistribusian BBM dan gas bumi yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak hingga pelosok negeri tanpa terkecuali,” bebernya.
Yapit menerangkan, dalam penyediaan dan pendistribusian BBM perlu dipastikan keberlanjutan dan pengembangan BBM satu Harga yang bertujuan untuk mewujudkan ketersediaan, kemudahan akses, dan keterjangkauan harga BBM terutama di daerah (Terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
“Program BBM Satu Harga sendiri sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 yang bertujuan untuk memberikan Pemerataan Energi di Indonesia khususnya masyarakat di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar,” pungkas Yapit.