Direktur Utama PT Pertamina Persero Nicke Widyawati menyatakan pencampuran minyak nabati atau CPO ke bahan bakar fosil atau (B30) berhasil menghemat devisa negara hingga menyerap emisi karbon.
Bos Pertamina itu menyebutkan pada tahun 2022 Pemerintah berhasil menghemat devisa negara sebesar Rp122 triliun untuk pengadaan bahan bakar untuk masyarakat. Angka tersebut didapat dari kenaikan porsi campuran CPO terhadap solar yang semula 25% menjadi saat ini 30% atau B30.
“Pertamina menjalankan program mandatori yaitu B30, artinya 30% solar diganti dnegan bahan bakar nabati yang berbasis CPO, kita dianugerahi banyak sekali CPO, itu potensial untuk dimanfaatkan,” ujar Nicke dalam sesi interview bersama MNC Portal, Senin (15/5/2023) malam.
Disamping itu, dengan porsi campuran CPO yang lebih banyak untuk pembuatan solar sebesar 30%, juga memberikan dampak positif terhadap upaya penurunan emisi karbon yang saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah.
Bahkan lewat pengaplikasian B30, setidaknya 28 juta ton karbon bisa ditekan. Hal itu terjadi karena B30 lebih efisien dari segi pembakaran di mesin kendaraan dan memiliki emisi gas buang yang cenderung lebih bersih dari energi fosil.
“Dengan mengganti 30% solar dengan CPO, maka ada devisa negara yang dihemat sebesar Rp122 triliun di tahun 2022, dan bisa menurunkan karbon emisi 28 juta ton, jadi kita menyediakan BBM yang bisa lebih diterima oleh lingkungan,” sambungnya.
Disamping itu menurutnya Indonesia memiliki lahan sawit yang cukup luas dan memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar. Karena hingga saat ini, pemerintah juga masih melakukan importasi yang cukup besar terhadap produk BBM.
Lebih lanjut, Nicke menjelaskan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang bisa dijadikan sebagai sumber energi bersih sehingga ekonomi hijau memiliki prospek yang menjanjikan bagi bisnis Perseroan di masa depan.
Contohnya, Indonesia memiliki potensi EBT hingga 430 Giga Watt EBT, dari Geothermal, angin, air, matahari, dan lainnya. Potensi Natural Based Solution kedua terbesar di dunia, dengan adanya coverage mangrove dan hutan. Serta, pengembangan CCS/CCUS di sektor migas yang memiliki potensi besar hingga 400 Giga Ton.
Sumber asli: okezone.com