PLN Dorong Transisi Energi Melalui Proyek Hijaunesia 2023

0
587

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah melakukan pembangunan tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan total kapasitas 3,2 megawatt peak (MWp) untuk menerangi masyarakat kepulauan di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Ketiga proyek ini, yang berlokasi di Desa Pasimarannu (kapasitas 1.398 kWp), Desa Takabonerate (kapasitas 1.114 kWp), dan Desa Pasilambena (kapasitas 695 kWp), sedang dalam tahap konstruksi dan diharapkan dapat beroperasi pada Oktober 2023.

PLTS ini akan menjadi tambahan pasokan listrik bagi 29.392 pelanggan PLN di Kabupaten Selayar. Sebelumnya, sudah ada satu PLTS dengan kapasitas 1,3 MWp di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai. Dengan demikian, upaya pengembangan energi terbarukan di Sulawesi Selatan semakin meningkat.

Saat ini, wilayah Sulselrabar (Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat) telah berhasil memasok sistem kelistrikan dengan energi terbarukan. Diantaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo (60 MW), PLTB Sidrap (70 MW), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru (2×63 MW), PLTA Poso (515 MW), PLTA Malea (90 MW), dan PLTA Bili-bili (19,5 MW). Dengan penambahan pasokan energi ini, bauran energi baru dan terbarukan (EBT) di Sulawesi Selatan mencapai 45,8 persen, melampaui target nasional 23 persen pada tahun 2025.

Guna mempercepat penggunaan EBT, PT PLN anak perusahaan Indonesia Power (IP) telah menginisiasi pengembangan pembangkit listrik energi hijau dan bersih dengan kapasitas tujuh gigawatt (GW). Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk mencapai target nasional 23 persen bauran energi baru dan terbarukan pada tahun 2025. PLN Indonesia Power, sebagai perusahaan pembangkit terbesar di Asia Tenggara, akan mengembangkan energi hijau sebesar tujuh GW di 108 lokasi di Indonesia. Saat ini, PT IP mengelola pembangkit listrik dengan kapasitas lebih dari 21 GW.

PLN Indonesia Power mengundang calon mitra strategis dari 15 negara untuk berkontribusi dalam Proyek Hijaunesia 2023. Dalam Pre-Bid Conference Proyek Hijaunesia 2023 dengan tema “Investment Opportunity for Renewable Energy Projects”, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyampaikan ajakan kepada mitra potensial yang memiliki visi dan komitmen yang sejalan dengan PLN untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama.

Proyek Hijaunesia 2023 melibatkan 12 proyek solar photovoltaic (PV) dan satu proyek pembangkit list

rik tenaga angin/bayu. Melalui proyek ini, PLN ingin menjaga pasokan listrik untuk kebutuhan industri di Indonesia dan mendukung pengembangan industri lokal terutama dalam hal penyediaan peralatan pembangkit listrik. Kementerian Perindustrian menetapkan syarat bagi mitra PLN IP untuk mendukung perkembangan industri Solar PV Nasional. Oleh karena itu, PLN IP juga mengundang produsen Solar PV Peringkat-1 (Tier-1) yang berencana mendirikan pabrik di Indonesia dan mampu memenuhi persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Dengan capaian yang telah dicatat hingga Desember 2022, yaitu total kapasitas terpasang listrik berbasis EBT sebesar 12,5 GW, pemerintah optimis bahwa angka tersebut akan terus meningkat. Pada tahun 2023, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 368 MW. Selain itu, pemerintah juga berencana menambah instalasi PLTS atap atau solar PV Rooftop sebesar 100 MWp. Proyek Hijaunesia merupakan langkah strategis untuk mencapai target nasional sebesar 23 persen bauran EBT pada tahun 2025.

Dengan upaya yang diperkuat oleh PLN Indonesia Power dan proyek Hijaunesia 2023, Indonesia semakin mengambil langkah maju dalam percepatan transisi energi menuju sumber daya yang lebih bersih dan berkelanjutan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here