Produksi energi di Indonesia, khususnya minyak dan gas yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi (PHE), saat ini mengalami pembatasan. Jika sebelumnya Indonesia mampu memproduksi hampir 900 ribu barel per hari, kini hanya mampu mencapai 600 ribu barel per hari.
Anggota Komisi VI DPR, Budhy Setiawan, menjelaskan bahwa ketersediaan energi minyak di Indonesia semakin terbatas. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat melakukan penghematan energi. Menurut Budhy, penghematan energi sangat penting dan harus dilakukan melalui berbagai gerakan sosial dalam masyarakat.
“Dalam 10 tahun ke depan, persediaan energi kita mungkin akan habis, oleh karena itu kami berharap setelah mengikuti acara ini, para peserta dapat menyosialisasikan kembali kepada masyarakat luas, terutama di lingkungan sekitarnya,” ujar Budhy dalam sosialisasi Peran PHE Menjaga Ketahanan Energi Nasional bersama PT Pertamina Indonesia di Kota Bogor pada Rabu (14/6/2023).
Selain penghematan energi, Budhy menekankan perlunya kesadaran masyarakat tentang beban subsidi energi yang ditanggung pemerintah setiap tahunnya. Solusinya adalah penyaluran subsidi energi harus tepat sasaran.
“Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa subsidi gas tabung tiga kilogram sekarang hampir dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas, bukan kelompok masyarakat bawah. Padahal, subsidi gas tabung ini seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat kelompok menengah ke bawah. Oleh karena itu, diperlukan pendataan ulang terhadap masyarakat yang memang layak mendapatkan subsidi energi tersebut,” jelas politikus Partai Golkar itu.
Budhy menyebutkan bahwa jika keterbatasan energi tidak diantisipasi, dalam waktu 10 hingga 20 tahun, ketersediaan energi di Indonesia akan habis. Hal ini termasuk cadangan minyak di sumur yang masih memiliki potensi, tetapi membutuhkan investasi besar untuk pengeboran.
“Dalam hal ini, kita perlu mendatangkan investor besar di sektor pengeboran untuk mengoptimalkan cadangan potensial tersebut. Namun, itu membutuhkan waktu yang lama,” ujar Budhy, anggota DPR Dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim, menyatakan bahwa masyarakat harus bijaksana dalam memanfaatkan energi, terutama energi dari bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas. Selain itu, bahan bakar fosil juga berisiko tinggi dalam meningkatkan emisi gas buang.
“Jika kita bijak dalam memanfaatkan energi, sumber daya energi kita akan lebih tahan lama, lestari, dan tersedia untuk masa depan bangsa,” kata Dedie.
Dedie juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan energi fosil untuk menekan percepatan pemanasan global dan menghindari dampak seperti peningkatan permukaan air laut.
“Harapan ke depan bagi Kota Bogor adalah agar masyarakatnya dapat memanfaatkan energi secara bijaksana, sesuai dengan ketersediaannya, dan didasarkan pada kesadaran masyarakat. Kita perlu menjadi hemat dengan contoh-contoh nyata seperti ini, agar kita dapat memperpanjang masa ketersediaan cadangan energi di Indonesia,” tambahnya.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menghadapi keterbatasan energi di Indonesia. Penghematan energi, pendistribusian subsidi yang tepat sasaran, dan kesadaran dalam memanfaatkan sumber daya energi secara bijaksana adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk menjaga ketahanan energi nasional dan mendorong pembangunan berkelanjutan di masa depan.