Tingkatkan Kerjasama Ekonomi dengan Afrika Selatan: Pertamina & PLN Siap Ekspor Pasokan Listrik

0
621

seputarenergi – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di Afrika. Negara pertama yang dikunjungi oleh Luhut adalah Afrika Selatan, di mana ia merasa terhormat diterima oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan jajaran menteri lainnya.

Informasi ini disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resmi yang dikutip oleh CNBC Indonesia pada Rabu (12/7/2023).

Luhut mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Afrika Selatan dilakukan bersama dengan Pertamina dan PLN. Kedua perusahaan tersebut telah melakukan pembicaraan dengan mitra usaha di Afrika Selatan mengenai peluang untuk memasok listrik ke negara tersebut menggunakan gas yang berasal dari konsesi di Mozambik.

“Selain itu, kami juga sedang menjalin hubungan antara BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan pengusaha di Afrika Selatan yang berfokus pada pertambangan mineral untuk kendaraan listrik, perdagangan B2B (Business-to-Business), keamanan energi – minyak & gas, serta perubahan iklim,” ujar Luhut.

Luhut juga menyatakan bahwa kunjungan kerja ke Afrika juga bertujuan untuk berbagi pengalaman mengenai industri hilirisasi mineral yang sedang didorong di dalam negeri, yang diharapkan dapat menciptakan efek pengganda terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa, serta mewujudkan visi pemerintah dalam menciptakan ekosistem industri kendaraan listrik yang kompetitif.

“Inilah komitmen kami terhadap solidaritas global untuk menciptakan kerja sama ekonomi yang kuat, pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan, serta kesejahteraan bagi rakyat kami bersama-sama,” kata Luhut.

Selama kunjungan tersebut, Luhut menjelaskan bahwa pertemuan dengan Cyril adalah langkah penting dalam mempersiapkan kehadiran Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi BRICS yang akan diselenggarakan pada minggu ketiga bulan Agustus mendatang. Dalam KTT tersebut, diharapkan akan tercapai kesepakatan terkait impor sapi dan kedelai yang akan ditandatangani selama kunjungan ini.

“Sebagai langkah awal, kami sedang mengeksplorasi potensi kerja sama impor 50.000 ekor sapi dan 300.000 ton kedelai dari Afrika Selatan,” ujarnya.

Luhut, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden, menjelaskan bahwa langkah tersebut sangat penting mengingat peningkatan harga daging sapi dan fakta bahwa Kementerian Pertanian mencatat bahwa Indonesia masih membutuhkan 40% komoditas tersebut.

Selain itu, menurut Luhut, kebutuhan akan tiga juta ton kedelai di dalam negeri juga harus dipenuhi.

“Ini adalah upaya kami untuk mengatasi tingginya permintaan terhadap kedua komoditas tersebut,” kata Luhut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here