Green Refinery, Komitmen Kilang Pertamina untuk Mewujudkan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

0
742

Seputarenergi – PT Kilang Pertamina Internasional menegaskan komitmennya untuk mengembangkan kilang-kilang yang sedang beroperasi guna menghasilkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Green Refinery menjadi salah satu inisiatif pengolahan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan (green fuel) yang menjadi tonggak dan bukti konkret dari upaya Kilang Pertamina dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Pengembangan Green Refinery merupakan inisiatif strategis dalam mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional tahun 2025, dengan tujuan untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan menggunakan bahan baku terbarukan (renewable Feedstock). Bahan baku yang diolah di kilang Pertamina antara lain minyak kelapa sawit / Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan ke depan dapat juga dikembangkan untuk mengolah minyak jelantah/Used Cooking Oil (UCO) menjadi biofuels.

Dalam upaya pengembangan Green Refinery, kilang Pertamina di Cilacap telah berhasil mengolah green fuel dengan kapasitas 3 KBPD dari feedstock RBDPO atau minyak kelapa sawit yang telah dijernihkan menjadi produk Green Diesel 100% yaitu Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD). Pertamina RD kini telah dipasarkan di dalam negeri dan telah digunakan untuk pemenuhan kebutuhan Renewable Power dari Generator Set (Genset) pada acara EWTG G20, serta Formula E World Championship. Produk green fuel ini juga diekspor ke pasar Eropa sejak tahun 2022.

Selain itu, produk green fuel lain yang dihasilkan melalui Green Refinery adalah Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk bahan bakar pesawat terbang (Bioavtur). SAF telah sukses diuji coba pada tahun 2022 dengan menggunakan pesawat CN235 dan rencananya akan dilanjutkan dengan uji terbang komersial (commercial flight test) untuk pengujian SAF pada salah satu pesawat komersial dari maskapai BUMN terbesar di Indonesia.

Pengembangan Green Refinery akan terus berlanjut, termasuk Green Refinery Cilacap fase 2 yang akan meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 6 KBPD dengan berbagai varian feedstock, termasuk Minyak Jelantah / Used Cooking Oil (UCO). Green Refinery Cilacap fase 2 diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2026, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan mengurangi emisi gas buang. Sementara itu, pengembangan Green Refinery Plaju dengan kapasitas pengolahan 20 KPBD ditargetkan akan selesai pada tahun 2027, dan akan mampu memproduksi Pertamina RD (HVO), Bioavtur (SAF), dan BioNaphta.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama PT KPI, menyatakan bahwa pengembangan Green Fuels dari Green Refinery Pertamina menunjukkan komitmen Kilang Pertamina dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7, yakni ‘Energi Bersih dan Terjangkau’, serta sejalan dengan komitmen Kilang Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.

“Green Refinery Pertamina merupakan komitmen Kilang Pertamina untuk memproduksi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan,” ujar Taufik.

Pengembangan kilang-kilang Pertamina mengacu pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang memperkirakan kebutuhan Produk BBM akan terus meningkat hingga tahun 2040. Oleh karena itu, roadmap pengembangan kilang Pertamina disusun berdasarkan peningkatan kapasitas pengolahan, produksi BBM, dan produksi petrokimia. Hal ini akan mendukung kebutuhan BBM, khususnya produksi Solar dan Avtur yang sepenuhnya diproduksi dalam negeri sejak tahun 2019 dan mengurangi impor produk Gasoline dari 60% menjadi sekitar 25%.

Dengan roadmap pembaharuan kilang Pertamina, pengembangan yang dilakukan akan mempertimbangkan strategi yang berorientasi lingkungan dan produksi BBM ramah lingkungan setara dengan EURO V, serta peningkatan Nelson Complexity Index (NCI) atau kompleksitas kilang untuk lebih banyak memproduksi valuable product.

PT Kilang Pertamina Internasional, sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero), menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance). PT KPI juga terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. PT KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial, serta memiliki Tata Kelola Perusahaan yang baik.

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), menyatakan bahwa sebagai upaya memperkuat ketahanan dan kemandirian energi, Pertamina telah membangun Green Refinery untuk meningkatkan produksi BBM dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Kilang hijau ini mengolah bahan nabati dalam negeri yang tersedia di berbagai daerah, sehingga kita dapat meningkatkan produksi bio-fuel yang lebih ramah lingkungan,” ungkap Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin dalam bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here