Seputarenergi – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah mengungkapkan program percepatan energi bersih di Indonesia dalam acara Peluncuran Ekstensi Program Kemitraan Energi Rendah Karbon MENTARI UK-Indonesia. Melalui langkah-langkah strategis yang diambil, Indonesia berkomitmen untuk mempercepat transisi energi menuju sumber daya terbarukan.
Salah satu langkah pertama adalah meningkatkan pangsa energi terbarukan dengan target pengembangan 20,9 Giga Watt (GW) pembangkit listrik energi terbarukan pada tahun 2030 dan mendorong penggunaan energi terbarukan secara langsung di sektor industri.
“Pertama, meningkatkan pangsa energi terbarukan dengan mengembangkan 20,9 Giga Watt (GW) pembangkit listrik energi terbarukan pada tahun 2030 dan mendorong penggunaan langsung energi terbarukan di sektor industri,” kata Arifin.
Selanjutnya, Indonesia telah memanfaatkan biomassa untuk co-firing pembangkit listrik dengan kapasitas 19 GW. Hal ini merupakan langkah kedua dalam upaya percepatan energi bersih.
Arifin juga menyampaikan bahwa konversi pembangkit listrik dari tenaga diesel menjadi tenaga gas dan energi terbarukan merupakan bagian dari program percepatan energi bersih yang menjadi langkah ketiga.
Dia juga menyatakan bahwa program pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara dilakukan dengan bantuan pendanaan dari Just Energy Transition Program (JETP). Program ini ditargetkan mencapai 4,8 GW pada tahun 2030, sebagai bagian dari langkah keempat.
Ke lima, program wajib pencampuran biodiesel 35% telah diimplementasikan, terutama di sektor transportasi sejak Februari tahun ini.
Selain itu, Indonesia telah mengembangkan kendaraan listrik, khususnya sepeda motor listrik melalui konversi, sebagai bagian dari program keenam.
“Awal tahun ini, kami baru saja meluncurkan paket insentif kendaraan listrik untuk mempercepat pengembangan ekosistem EV di Indonesia,” tambahnya di depan Stuart.
Terakhir, Indonesia telah mengembangkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dalam negeri. Dengan memaksimalkan 12,2 miliar ton CO2 potensi penyimpanan CCS/CCUS di 9 reservoir, Indonesia berencana untuk memiliki 8 dari 15 proyek CCS/CCUS onstream sebelum tahun 2030 dengan total potensi penyimpanan sebesar 26 juta ton CO2.
Kehadiran Menteri Ketahanan Energi dan Net Zero Inggris, Graham Stuart, memberikan dukungan bagi upaya Indonesia dalam transisi energi bersih. Dalam acara tersebut, Stuart menyatakan bahwa dengan bantuan keahlian dan investasi dari Inggris, Indonesia dapat mempercepat transisi dari batu bara ke energi bersih.
“Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih, serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat,” ujarnya.
Program MENTARI juga menjadi salah satu upaya untuk membantu Indonesia dalam mewujudkan potensi energi terbarukan.
“Hari ini, saya dengan senang hati mengumumkan perpanjangan Kemitraan Energi Rendah Karbon MENTARI UK-Indonesia. Program ini bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Indonesia untuk mempercepat investasi energi terbarukan,” pungkasnya.
Program MENTARI yang merupakan tindak lanjut dari MoU antara KESDM dan the Foreign and Commonwealth Office UK dalam bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development / LCEP) telah diperpanjang menjadi periode 2020-2027. Ini menandakan komitmen Indonesia dan dukungan Inggris dalam upaya menuju energi bersih dan berkelanjutan.