Seputarenergi – Energi nuklir, yang sering dikaitkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), telah memunculkan potensi yang luar biasa dalam mengubah lanskap energi global. Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (OR TN) BRIN, Rohadi Awaludin, menggarisbawahi bahwa energi nuklir memiliki efisiensi tinggi serta biaya yang lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya. Tidak hanya sebagai penyedia energi, energi nuklir juga memiliki potensi besar dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan, pertanian, dan industri manufaktur.
Rohadi menjelaskan bahwa BRIN saat ini tengah memfokuskan diri pada lima hal terkait pengembangan teknologi nuklir. Pertama, pemanfaatan proses radiasi untuk keperluan seperti pengawetan makanan dan sterilisasi. Rohadi mengilustrasikan, “Sebagai contoh dalam sterilisasi adalah jarum suntik yang digunakan di rumah sakit. Dalam proses sterilisasinya menggunakan radiasi, keunggulannya apa? Setelah di kemas kemudian di radiasi, langsung steril berbeda jika tidak menggunakan radiasi yang semisal harus dipanaskan terlebih dahulu.”
Kemudian, terkait pengembangan reaktor nuklir, BRIN fokus pada reaktor daya dan non-daya. Reaktor daya berfungsi sebagai penyedia energi, sementara reaktor non-daya digunakan untuk menghasilkan elektron yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor.
Tak kalah penting adalah pengembangan akselerator, yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan, industri, dan pertanian. Rohadi menyebutkan, “Akselerator ini ketika listriknya dimatikan maka fungsinya akan selesai, jadi tidak ada dampaknya lagi, sehingga memungkinkan untuk nantinya dibangun di Kawasan Pasar Jum’at Jakarta agar masyarakat bisa melihat langsung.”
Fokus berikutnya adalah pengembangan radioisotop dan radiofarmaka yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Terakhir, terkait keselamatan radiasi, Rohadi menjelaskan bahwa semua pengembangan teknologi nuklir harus diiringi dengan keamanan aktivitas radiasi.
Dalam konteks pengembangan teknologi nuklir di Indonesia, Rohadi menyoroti tiga hal penting: sumber daya manusia (SDM), infrastruktur dan fasilitas, serta pengalaman di bidang nuklir. Terkait dengan SDM, Rohadi menggarisbawahi pentingnya regenerasi para ahli nuklir untuk memastikan kontinuitas pengetahuan dan pengalaman di bidang ini.
Sementara itu, dalam hal infrastruktur dan fasilitas, Rohadi menekankan perlunya revitalisasi terhadap reaktor riset yang sudah ada. “Jadi reaktor riset ini fungsinya lebih banyak untuk kita ambil metronnya untuk pemanfaatan non energi, seperti pertanian, kesehatan, industri, bahkan untuk lingkungan seperti memantau polutan-polutan,” jelas Rohadi.
Pendekatan pemberdayaan SDM di bidang nuklir juga menjadi fokus. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Edy Giri Rachman Putra, menegaskan komitmen BRIN dalam menarik bakat-bakat muda di bidang ini melalui program-program insentif dan riset. Kolaborasi dengan diaspora juga menjadi langkah strategis untuk memperkuat talenta riset di Indonesia.
Melalui pengembangan teknologi nuklir, Indonesia berpotensi menjawab tantangan energi yang semakin mendesak serta memperkuat berbagai sektor lainnya. Dengan memanfaatkan energi nuklir secara efektif, Indonesia dapat mewujudkan keberlanjutan dan kontribusi yang lebih besar dalam kancah energi global. (Sumber: Keterangan resmi Kepala OR TN BRIN, Rohadi Awaludin, dan periset Fitria Miftasani dari Pusat Riset Teknologi Reaktor BRIN)