Ini Peran Vital Gas Bumi dalam Ketahanan Energi Nasional di Masa Transisi Energi!

0
304

Seputarenergi – Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, tengah berada dalam perjalanan menuju era penggunaan energi bersih. Langkah ini tercermin dari ambisiusnya target Net Zero Emission (NZE) yang diusung, yang bertujuan untuk menghilangkan emisi netto gas rumah kaca pada tahun 2060. Meskipun demikian, realitas pemanfaatan energi fosil, seperti minyak dan gas bumi (migas), masih terus berlanjut.

Sejalan dengan tujuan NZE, bauran energi nasional terus diarahkan untuk lebih bersih. Dalam hal ini, gas bumi menjadi pilihan penting sebagai sumber energi fosil yang relatif lebih ramah lingkungan. Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), penggunaan gas bumi diarahkan untuk digunakan secara optimal sebagai bagian dari transisi energi ini.

RUEN memiliki visi untuk menjadikan gas bumi sebagai salah satu pilar utama dalam peralihan ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Dalam rentang 2015 hingga 2050, RUEN menetapkan target persentase pemanfaatan gas bumi minimal 22 persen pada tahun 2025 dan 24 persen pada tahun 2050.

Kebutuhan energi yang semakin meningkat seiring pertumbuhan ekonomi mengharuskan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan gas domestik. Berdasarkan proyeksi dalam RUEN, kebutuhan gas diperkirakan mencapai 44,8 juta ton setara minyak (MTOE) pada tahun 2025, meningkat menjadi 113,9 MTOE pada tahun 2050.

Menyongsong target ini, pasokan gas bumi menjadi hal yang krusial. Untuk memenuhi kebutuhan energi pada tahun-tahun mendatang, dibutuhkan pasokan gas bumi sebesar 89,5 MTOE atau setara 9.786,7 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada tahun 2025, dan 242,9 MTOE atau setara 27.013,1 MMSCFD pada tahun 2050.

RUEN juga memiliki amanat penting dalam mengatur ekspor gas bumi. Pengurangan porsi ekspor gas bumi hingga kurang dari 20 persen pada tahun 2025, dengan penghentian ekspor paling lambat di tahun 2026, merupakan langkah yang diambil untuk menjamin ketersediaan pasokan gas bagi sektor domestik.

Dalam hal ini, penyerapan produksi gas dalam negeri untuk industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir menjadi prioritas. Saat ini, sekitar 65 persen dari produksi gas bumi yang dihasilkan oleh lapangan-lapangan migas di Indonesia sudah digunakan dalam sektor domestik.

“Terkait gas, termasuk LNG (liquefied natural gas), sektor hulu migas berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dulu,” kata Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Pentingnya pasokan gas bagi industri menjadi faktor kunci dalam pertumbuhan ekonomi. Investasi di sektor hulu migas, termasuk dalam menemukan cadangan gas baru, menjadi esensial dalam memastikan ketersediaan energi yang diperlukan oleh sektor industri.

Dalam menghadapi masa transisi energi yang kompleks, Indonesia juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Penguatan infrastruktur yang mampu mendukung pemrosesan, distribusi, dan penerimaan gas di pasar domestik masih perlu ditingkatkan. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan lapangan-lapangan gas menjadi kunci untuk memastikan kebutuhan gas bumi selama masa transisi energi dapat terpenuhi.

Sofwan Hadi, Country Head Indonesia Rystad Energy, menekankan pentingnya investasi dalam pengembangan gas. “Apabila investasi untuk pengembangan gas, termasuk infrastruktur pendukung, tidak dimulai dari sekarang, pada satu titik di masa depan, Indonesia bisa menjadi net importer gas.”

Dalam upaya membangun sinergi dan menemukan solusi terkait pengembangan gas bumi, SKK Migas akan menggelar The 4th International Convention on Indonesia Upstream Oil and Gas 2023 (ICIOG 2023). Acara yang akan diadakan di Nusa Dua, Bali pada 20-23 September 2023 ini akan menjadi wadah bagi para pelaku usaha dan pemangku kepentingan di industri hulu migas untuk mengatasi tantangan dalam penyerapan gas domestik dan mendorong eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas secara berkelanjutan.

Dalam tema “Advancing Energy Security Through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development,” ICIOG 2023 diharapkan akan menghasilkan langkah-langkah nyata dalam mewujudkan ketahanan energi melalui upaya eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas yang berkelanjutan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here