Seputarenergi – Pemerintah Indonesia memproyeksikan bahwa realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara (minerba) akan mencapai Rp 109,9 triliun sepanjang tahun 2023. Namun, proyeksi ini mengalami penurunan tipis sebesar 0,7% dibandingkan dengan realisasi tahun 2022. Penurunan ini dipicu oleh tren moderasi harga komoditas minerba yang sudah terlihat sejak awal tahun 2023, dan diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Berdasarkan data yang terdapat dalam Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, tren penurunan harga komoditas juga berdampak pada proyeksi pendapatan pertambangan minerba pada tahun 2024. Proyeksi pendapatan ini mencapai Rp 81,5 triliun, mengalami penurunan signifikan sebesar 25,9% dibandingkan dengan prospek tahun 2023. Penurunan tersebut utamanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas minerba di pasar internasional.
Sektor pertambangan minerba telah menjadi kontributor utama pada pendapatan sumber daya alam (SDA) non-migas. Selama periode 2019 hingga 2022, pendapatan sektor ini tumbuh dengan rata-rata 56,6%. Pendapatan SDA non-migas berasal dari berbagai sektor, termasuk pertambangan minerba, kehutanan, perikanan, dan panas bumi.
Pertumbuhan pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan angka kenaikan sebesar 147,1%. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan harga komoditas mineral, terutama batu bara. Harga batu bara acuan (HBA) rata-rata tahun 2022 berada di level US$ 276,6 per ton, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata HBA tahun 2021 yang sebesar US$ 121,5 per ton.
Saat ini, HBA pada Agustus 2023 telah dibagi menjadi empat kategori berdasarkan nilai kalorinya. Kategori tertinggi, HBA dengan nilai kalori 6.322 kcal per kg GAR, dihargai sebesar US$ 179,9 per ton. Sementara itu, kategori HBA I dengan batu bara berkalori 5.300 kcal per kg GAR ditetapkan seharga US$ 84,75 per ton. HBA II dengan batu bara berkalori 4.100 kcal per kg GAR dihargai US$ 57,38 per ton, dan golongan HBA III dengan nilai kalori 3.400 kcal per kg GAR memiliki harga US$ 31,96 per ton.
Meskipun terdapat fluktuasi harga dan penurunan pendapatan dalam sektor minerba, pemerintah tetap berusaha untuk mengelola sektor ini dengan bijak dan berkelanjutan, mengingat pentingnya kontribusi sektor ini terhadap penerimaan negara dan ekonomi
nasional.