Masyarakat Desa Singapura, Kabupaten Lahat, kini bisa menikmati energi dari panel surya. Instalasi energi yang bersumber dari energi baru terbarukan ini dimanfaatkan untuk Aquaponik, kolam pemancingan, dan kegiatan usaha mikro seperti produksi kopi petik merah dan lainnya.
“Penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan ini sangat membantu produktivitas proses pengelolaan kopi petik merah dan unit usaha lain. Selain itu juga dapat dimanfaatkan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Posyandu, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Singapura. Hal ini juga membuka wawasan kami akan energi terbarukan yang ramah lingkungan serta dapat membantu pemerintah dalam memitigasi perubahan iklim,” ujar Kepala Desa Singapura di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Aristo Hasan.
Desa Singapura merupakan salah satu desa yang baru saja mendapat akses energi terbarukan, dari program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari (DEB) PT Pertamina (Persero). Pada program ini, Pertamina memberikan akses energi baru terbarukan yang ada di wilayah desa masing-masing, kemudian bersama masyarakat memanfaatkan energi tersebut untuk menghidupkan aktivitas roda ekonomi dan sosial di masyarakat.
Selain Desa Singapura, lima wilayah lain yang baru saja menjadi DEB Pertamina yakni Desa Tambakharjo di Semarang, Eka Jaya di Jambi, Tasikharjo di Kabupaten Tuban, Desa Larangan di Kota Cirebon dan Desa Adat Kedonganan di Kabupaten Badung. Keenam DEB tersebut, Pertamina mengalirkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bekerja sama dengan Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) yang merupakan anak usaha Pertamina yang bergerak dalam energi baru terbarukan.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan Pertamina terus melanjutkan pengalaman energi transisi melalui DEB Pertamina, hingga lingkungan masyarakat mampu mencapai kemandirian energi dan ekonomi.
“Hingga September 2023, kami telah memiliki 58 DEB Pertamina di seluruh Indonesia. Kami berharap program DEB ini dapat berdampak pada masyarakat. Mulai dari menggiatkan aktivitas ekonomi di masyarakat, mewujudkan ketahanan energi di lingkungan desa, serta pada akhirnya mendukung negara Indonesia dalam menurunkan polusi dan memerangi perubahan iklim,” jelas Fadjar.
Bukti nyata program Desa Energi Berdikari Pertamina mendukung roda perekonomian masyarakat seperti yang dijalankan di Tasikharjo, Kabupaten Tuban, yang memanfaatkan energi panel surya untuk mendukung proses kegiatan UMKM di antaranya yaitu Program UMKM Batik Sekar Tanjung, Program Jahit Sekar Tanjung dan Program Ethical Creative Tasikharjo.
Program DEB Pertamina telah dilaksanakan sejak tahun 2019. Sejak saat itu, program Desa Energi Berdikari telah menghasilkan manfaat 170.880 wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3/tahun energi biogas dan gas metana, 8.000 watt energi microhydro, 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16.500 wp energi hibrida Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin.
Selain dampak energi, program Desa Energi Berdikari juga memberikan dampak terhadap perekonomian kepada 3.201 Kepala Keluarga (KK) dengan total multiplier effect sebesar manfaat 1.8 miliar per tahun. Tak lupa, dampak pengurangan emisi karbon sebesar 565.928 tonCo2eq per tahun.
Program DEB Pertamina mendukung pencapaian ESG perusahaan serta sejalan dengan SDGs poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan Poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Selain itu, program ini juga sebagai aksi nyata Pertamina untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission di tahun 2060.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina