Site icon Seputar Energi

Dukung Elektrifikasi Nasional, PLN Kini Jual Panel Surya

Seputarenergi – Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah memperkenalkan teknologi terbaru yang akan mendukung program elektrifikasi nasional dan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Teknologi ini mencakup penggunaan panel surya dan electrical generator (genset) yang dapat menangkap, mengkonversi, dan menyimpan tenaga panas matahari sebagai sumber listrik. Sri Rejeki, Senior Account Manager PLN, menjelaskan bahwa konsep teknologi ini sudah mulai digagas sejak tahun 2020, dan penyempurnaan serta pemasaran awalnya baru dimulai pada tahun 2023.

Salah satu keunggulan utama dari teknologi ini adalah kemampuannya untuk mengisi daya semua jenis kendaraan listrik, termasuk sepeda, motor, dan mobil. “Peak output-nya bisa mencapai 50 Kilowatt, jadi sangat mampu digunakan untuk mengisi daya mobil listrik atau motor listrik,” ujarnya.

Namun, penggunaan panel surya dan genset ini bisa menimbulkan tantangan dalam hal ukuran, karena keduanya cukup besar. Sri menjelaskan bahwa panel surya yang digunakan bukanlah model yang biasa digulung, melainkan lempengan besar yang tidak dapat ditekuk. Hal ini membuat pameran unit contoh menjadi sedikit sulit dilakukan.

Meskipun rincian kapasitas penyimpanan genset dan daya listrik yang dapat ditampung tidak diungkapkan secara detail, Sri menjamin bahwa penggunaan teknologi ini dapat mengurangi pengeluaran listrik bulanan pengguna hingga 30 persen. “Kami mendorong penggunaan produk ini terutama untuk kendaraan listrik, tetapi teknologi ini juga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga. Produk ini juga independen, tidak terhubung ke meteran listrik rumah,” katanya.

Mengenai biaya, karena teknologi ini masih tergolong baru untuk penggunaan komersial, harganya tentu tidak murah. PLN telah menetapkan harga mulai dari Rp 50 juta, yang mencakup biaya pemasangan panel surya dan genset serta garansi perawatan berkala. “Ketika melihat jangka panjang, ini bisa dianggap sebagai investasi. Penghematan biaya listrik hingga 30 persen per bulan adalah nilai yang signifikan,” tambah Sri. Teknologi ini diharapkan akan menjadi langkah penting dalam mendukung elektrifikasi di Indonesia dan penggunaan lebih luas kendaraan listrik.