Site icon Seputar Energi

PLTU Dipensiunkan 2058, Panas Bumi Bakal Gantikan Pasokan Listrik Nasional

Seputarenergi – Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan, terutama panas bumi, sebagai solusi untuk menggantikan peran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebagai tulang punggung kelistrikan nasional. Menurut Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harris Yahya, pembangkit listrik panas bumi (PLTP) memiliki keandalan yang lebih tinggi daripada PLTU.

“Panas bumi itu sebenarnya lebih reliable dari batu bara karena kalau panas bumi itu, satu, dia bisa beroperasi terus menerus, hampir setahun 95 persen dan dengan kestabilan power,” kata Harris.

Sementara produktivitas PLTU tidak dapat dimaksimalkan hingga 95 persen dalam setahun. Produktivitas PLTU hanya mencapai 75-85 persen saja dalam satu tahun. “Jadi tentu kalau kita lihat produktivitas megawattnya, geotermal itu jauh lebih tinggi memang,” tambahnya.

Pemerintah juga tengah mengembangkan berbagai jenis sumber energi baru terbarukan (EBT) lainnya, seperti energi surya, angin, dan air, sebagai alternatif pengganti batu bara. Lebih lanjut, mereka menggambarkan rencana pengembangan yang mencakup nuklir sebagai solusi di masa depan.

“Nanti kalau itu belum cukup juga, nanti ada nuklir untuk mengisi kekosongan itu,” kata Harris.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengumumkan bahwa pemerintah berencana membangun sekitar 700 gigawatt pembangkit listrik EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia yang diperkirakan mencapai 1.942 terrawatt hour (TWh) pada tahun 2060.

Pemerintah juga akan meningkatkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada 2030 dan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) pada 2037. Selain itu, mereka berkomitmen untuk memaksimalkan pengembangan panas bumi hingga 22 gigawatt (GW), komersialisasi nuklir pada 2039, dan peningkatan hingga 31 GW di tahun 2060.

Ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk secara bertahap melakukan dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan dengan mengandalkan sumber energi terbarukan. Pada tahun 2030, pembangunan PLTU batu bara tidak akan dikembangkan lagi, dan tambahan pembangkit setelah tahun 2030 akan berasal dari energi terbarukan. PLTU batu bara terakhir diharapkan akan berakhir pada tahun 2058.

Pemerintah berkomitmen untuk mengubah lanskap energi Indonesia menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan fokus pada energi terbarukan dan berbagai solusi inovatif.