Energi Bersih Pertamina Sukses Kurangi 565 Ribu Ton Emisi Karbon, Kini Menjangkau 63 Desa

0
659
desa berdikari

PT Pertamina (Persero) terus berupaya mengakselerasikan pengurangan emisi dan transisi energi berbasis desa, salah satunya melalui Program Desa Energi Berdikari. Program tersebut mendorong kemandirian energi sekaligus ekonomi desa berbasis energi bersih dan dan terbarukan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko mengatakan, hingga Oktober 2023, energi bersih Pertamina telah menjangkau 63 desa di seluruh Indonesia.

Dengan memanfaatkan energi surya, air, angin dan biogas, Desa Energi Berdikari Pertamina berhasil mengurangi emisi karbon hingga 565.978 ton setiap tahunnya. Langkah itu dilakukan sebagai dukungan terhadap target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

“Desa Energi Berdikari merupakan aksi nyata TJSL Pertamina dalam mempercepat transisi energi bagi masyarakat. Program ini banyak mendapat apresiasi dunia karena bukan hanya mengurangi emisi tetapi sekaligus menggerakkan roda perekonomian desa,” kata Fadjar dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/10/2023).

Fadjar menambahkan, hingga tahun 2023, Pertamina menargetkan terdapat 66 Desa Energi Berdikari yang tersebar di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Terbaru, Pertamina telah membangun Desa Energi Berdikari di 5 lokasi yakni Desa Sruni di Jawa Tengah, Dusun Cindakko di Sulawesi Selatan, Desa Prangkat Baru dan Desa Saliki di Kalimantan Timur, serta Desa Bunyu Timur di Kalimantan Utara

“Di 5 desa ini, Pertamina membangun instalasi energi bersih berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBio) dan menghasilkan total energi 31.070 watt peak (WP),” imbuhnya.

Fadjar mengatakan instalasi energi bersih dilakukan berdasarkan kebutuhan dari masing-masing desa dengan tujuan peningkatan ekonomi warga.

Dia mencontohkan seperti di Dusun Cindakko, di Sulawesi Selatan yang berada di ketinggian 600-800 mdpl sehingga belum memiliki sumber daya listrik dan cukup sulit terjangkau untuk mobilisasi gas, masyarakat menggunakan energi terbarukan untuk listrik produksi produk UMKM madu dan olahan makanan dari hasil hutan.

Sementara di Desa Bunyu Timur di Kalimantan Utara, dan Desa Prangkat Baru di Kalimantan Timur, energi bersih digunakan untuk mendukung aktivitas pertanian dan peternakan. Sedangkan di Desa Saliki, Kalimantan Timur, energi terbarukan dapat mendukung kebutuhan akses air warga setempat, di mana akses Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat tidak terjangkau.

Di Desa Sruni, Jawa Tengah masyarakat menggunakan sarana dan prasarana pemanfaatan energi terbarukan untuk menyalurkan hasil biogas dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ke rumah-rumah warga.

Program Desa Energi Berdikari dijalankan Pertamina sejak 2019 dan telah menghasilkan manfaat 210.950 wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3/tahun energi biogas dan gas metana, 8.000 watt energi microhydro, 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16.500 wp energi hibrida.

Desa Energi Berdikari juga turut berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dan memberikan dampak perekonomian bagi 3.201 Kepala Keluarga dengan total multiplier effect sebesar manfaat Rp 1,8 miliar per tahun.

“Program Desa Energi Berdikari Pertamina sejalan dengan SDGs poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan Poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim),” tutupnya.

Sumber asli: detik.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here