Seputarenergi – Upaya pengembangan energi terbarukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan semakin meningkat, dengan kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pihak untuk menghasilkan solusi yang lebih hijau. Salah satu inovasi terbaru dalam ranah energi terbarukan adalah bahan bakar biomassa limbah sabut kelapa, yang dikembangkan oleh PT Dewa Agricoco Indonesia (Dewacoco). Perusahaan ini, yang baru-baru ini meresmikan pabrik pengolahan kelapa terpadu seluas 58 hektare di Desa Goal, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Timur, kini menjadi perusahaan netral karbon.
“Dewacoco menjadi perusahaan satu-satunya di dunia penghasil bahan bakar biomassa dari limbah sabut kelapa,” ungkap Founder JHL Group, Jerry Hermawan Lo, pada peresmian pabrik.
Proses inovatif ini dimulai dengan pengolahan timbunan kelapa varietas yang sudah disortir, dengan usia sekitar tiga bulan, melalui tahap dehusking atau pemisahan sabut dari tempurung. Tempurung kelapa kemudian mengalami pengolahan lebih lanjut, sementara sabut dipadatkan menjadi briket sebagai bahan bakar biomassa.
CEO PT Dewa Agricoco Indonesia, Arthur Pelupessy, menjelaskan bahwa Dewacoco saat ini mampu menghasilkan 1 megawatt untuk menyuplai listrik di perusahaan, setara dengan kebutuhan 500 rumah dengan daya 2.000 watt masing-masing. Dewacoco berharap dapat meningkatkan kapasitas biomassa untuk memberikan manfaat ekonomis yang lebih besar dan mendukung masyarakat setempat.
Selain menciptakan bahan bakar biomassa, Dewacoco berkomitmen untuk meningkatkan nilai kelapa dengan menghasilkan berbagai produk, seperti VCO, CCO, Coconut Paring Oil, Charcoal, Desicated, tepung, hingga briket sabut kelapa sebagai bahan bakar biomassa.
Dalam upaya membangun kesadaran lingkungan, Dewacoco telah berhasil mengelola seluruh proses produksi tanpa menghasilkan sampah. Pemrosesan tempurung kelapa melibatkan tahap dewatering untuk mengambil air dan memisahkan batoknya menjadi arang.
Sementara itu, kulit kelapa melalui tahap paring, di mana pekerja secara manual memisahkan kulit kelapa dengan warna cokelat muda dari daging kelapa. Kulit kelapa ini kemudian diolah menjadi coconut paring oil, sedangkan ari kelapa diproses menjadi Crude Coconut Oil (CCO).
CCO diproses pada suhu relatif rendah, dengan ari kelapa diperas menjadi santan dan dipanaskan untuk difermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan tahap sentrifugasi. Setelah diubah menjadi CCO, bagian daging kelapa diproses menjadi desicated dan tepung.
Dewacoco juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dengan meningkatkan kemampuan penduduk setempat, khususnya anak-anak muda, melalui beasiswa pendidikan tinggi. Dalam kunjungannya ke Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan (STPK) Banau, Jerry Hermawan Lo berkomitmen memberikan beasiswa kepada 5 mahasiswa berprestasi untuk melanjutkan program pasca-sarjana (S2) di IPB.
Inovasi Dewacoco dalam mengubah sabut kelapa menjadi bahan bakar terbarukan bukan hanya menciptakan energi bersih, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomis dan pendidikan bagi masyarakat setempat.