Ini 7 Fakta Terkait Smelter Nikel di Indonesia

0
438

Seputarenergi – Kejadian kecelakaan kerja kembali melanda industri pertambangan nikel di Indonesia. Pada Minggu, 24 Desember 2023, terjadi ledakan tungku smelter nikel yang dimiliki oleh PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Sulawesi Tengah. Tragisnya, insiden tersebut menelan korban jiwa sebanyak 13 pekerja, sementara lainnya mengalami luka-luka. Perlu dicatat bahwa kejadian serupa telah terjadi sebelumnya di kawasan IMIP.

Istilah “smelter” merujuk pada proses yang disebut smelting, yang dalam konteks pertambangan adalah ekstraksi bijih logam murni dari bumi. Di Indonesia, pembangunan smelter menjadi kewajiban bagi perusahaan pertambangan mineral logam, termasuk perusahaan nikel yang umumnya beroperasi di Halmahera Timur, Maluku Utara, dan Morowali. Berikut adalah fakta-fakta terkait smelter nikel di Indonesia:

  1. Wajib Memiliki Smelter Bagi Perusahaan Pertambangan Mineral Logam. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menetapkan bahwa perusahaan pertambangan mineral logam, termasuk nikel, wajib membangun smelter atau fasilitas pengolahan bijih mineral.
  2. Smelter Meningkatkan Nilai Jual. Smelter berperan sebagai fasilitas pengolahan yang meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses ini melibatkan pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian.
  3. Pekerjaan Smelting Berisiko Tinggi. Pekerjaan smelting dianggap berisiko tinggi karena melibatkan kontak langsung dengan suhu tinggi yang dapat membahayakan keselamatan. Selain itu, bijih yang diolah dapat mengandung zat-zat berbahaya, dan penggunaan alat berat juga meningkatkan potensi risiko.
  4. Manfaat Ekonomi Signifikan. Keberadaan smelter baru dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri, memberikan dampak positif terhadap pembangunan ekonomi regional dan nasional.
  5. Mengubah Bijih Menjadi Produk Murni. Tujuan utama smelter nikel adalah mengubah bijih nikel menjadi produk akhir yang lebih murni, seperti nikel matte atau feronikel, nikel pig iron (NPI), dan nikel sulfat, meningkatkan nilai tambah produk pertambangan logam.
  6. Mengurangi Dampak Lingkungan. Pengolahan bijih nikel di dalam negeri melalui smelter dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dengan mengolah limbah pertambangan untuk mengurangi kerugian lingkungan. Hal ini menjadi alternatif lebih baik daripada potensi ekspor bijih nikel mentah yang merugikan lingkungan.
  7. Sejarah Kecelakaan di Smelter Nikel. Sejak tahun 2015, tercatat 19 kecelakaan di smelter nikel di seluruh Indonesia. Trend Asia mencatat bahwa dalam periode 2015-2022, 53 pekerja smelter menjadi korban jiwa, dengan 40 di antaranya merupakan tenaga kerja Indonesia dan 13 lainnya adalah tenaga kerja asing atau TKA asal Cina. Arko Tarigan dari Trend Asia menyoroti urgensi keamanan kerja di industri nikel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here