PLN Rampungkan 28 Pembangkit Energi Terbarukan dari PLTS hingga PLTM

0
361

Seputarenergi – PT PLN (Persero) berhasil menyelesaikan pembangunan 28 Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam upayanya mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil dan memajukan transisi energi di Indonesia. Program tersebut mencakup berbagai jenis pembangkit, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM). Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen penuh perusahaan dalam mendukung langkah strategis pemerintah untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

“Kami memangkas ketergantungan kami pada fosil. Tentu saja, kami menghadapi beberapa tantangan dalam melakukan transisi energi. Namun di saat yang sama, kami juga punya banyak peluang melalui kolaborasi.”

Proyek terbaru yang diresmikan pada 9 November 2023 adalah PLTS terapung Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt peak (MWp), menjadikannya PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara. Kolaborasi antara PLN dan perusahaan energi Uni Emirat Arab, Masdar, menjadi kunci keberhasilan proyek tersebut. Selain itu, sepanjang tahun 2023, PLN juga meresmikan 27 pembangkit EBT lainnya dengan total kapasitas 344 MW, mencakup pembangkit bertenaga hidro, PLTM, dan pembangkit tenaga surya.

Darmawan menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam mempercepat transisi energi. Khususnya, kerja sama dengan Masdar menjadi contoh konkret dalam menangani perubahan iklim sebagai masalah global.

“Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. Perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi.”

Selain pembangkit EBT, PLN juga memperkuat infrastruktur transmisi dan distribusi listrik ke pulau-pulau di Indonesia yang sebelumnya bergantung pada energi diesel. Pada September 2023, PLN berhasil mengoperasikan jaringan listrik dan kabel sungai di Provinsi Riau, menyusul diresmikannya saluran kabel laut tegangan menengah 20 kV interkoneksi Batam–Pulau Buluh pada Desember 2023. Ini memungkinkan nonaktifnya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebagai suplai utama, memberikan akses listrik 24 jam kepada warga.

Dalam upaya mendukung pengembangan energi hijau, PLN juga menjadi pelopor dalam pengembangan rantai pasok green hydrogen sebagai alternatif bahan bakar kendaraan di Indonesia. Pada November 2023, PLN meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) yang dapat memproduksi hingga 199 ton hidrogen per tahun di berbagai lokasi pembangkit.

“Lewat GHP ini, PLN membangun transisi sektor transportasi ke low carbon berjalan dengan baik. Ini perlu ada rantai pasok yang khusus, ini perlu ada green hydrogen yang telah kami sediakan melalui GHP ini.”

Darmawan Prasodjo juga merinci rencana PLN untuk menjalankan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) hingga tahun 2040. Skenario ini akan menambah kapasitas pembangkit EBT sebesar 75% dan pembangkit berbasis gas sebesar 25%, dengan harapan Indonesia dapat mencapai target net zero emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Skema ARED ini telah disampaikan pada forum global United Nations Climate Change Conference (COP28) di Dubai, UEA, sebagai bagian dari upaya PLN untuk menjalin kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan transisi energi di Indonesia.

“Kita berbicara tentang kolaborasi dari sisi kebijakan, inovasi teknologi, investasi sehingga seluruh dunia bersama menuju satu tujuan, menyelamatkan bumi.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here