Seputarenergi – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd. telah berhasil mengoptimalkan cadangan gas yang memiliki kadar CO2 sebesar 30 persen. Proyek Early Production Facility (EPF) RBG Blok-I di Wilayah Kerja Blora, Jawa Timur, telah diselesaikan, membawa dampak positif terhadap produksi gas nasional.
Pada tanggal 12 Desember 2023, proses komisioning gas ke pembeli berhasil diselesaikan, diikuti oleh proses kondensat pada 23 Desember 2023. Saat ini, Lapangan RBG Blok-I menghasilkan sekitar 4 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan 35 barel kondensat per hari (BCPD).
Hudi D Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menyampaikan bahwa keberhasilan komersialisasi gas dengan kandungan CO2 yang signifikan memberikan keyakinan untuk melakukan hal serupa pada lapangan-lapangan lain yang memiliki karakteristik serupa.
“Keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi yang erat dan sinergi yang kuat antara SKK Migas, KKKS, dan para pemangku kepentingan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi gas nasional,” ujar Hudi.
Adapun lapangan gas yang belum dioptimalkan karena mengandung kadar CO2 yang cukup tinggi, akan menjadi fokus untuk dikembangkan. Hudi menegaskan bahwa para investor tidak perlu khawatir, karena SKK Migas memiliki pengalaman dalam melakukan komersialisasi gas-gas tersebut.
“Kami berencana untuk meyakinkan para investor bahwa tidak perlu khawatir. Kami memiliki pengalaman dalam melakukan komersialisasi gas-gas ini sehingga dapat diterima oleh para pembeli di masa mendatang,” tambahnya.
SKK Migas menyampaikan apresiasi atas pencapaian luar biasa dari KKKS TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd. dalam menyelesaikan proyek ini. Nilai investasi dari Proyek EPF RBG Blok-I mencapai 7,2 juta dolar AS atau sekitar Rp112 miliar.
“Kami berharap investasi ini tidak hanya meningkatkan produksi gas nasional, tetapi juga mampu menghasilkan efek berganda dengan adanya pertumbuhan industri hulu migas, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasi,” tutup Hudi.