Upaya Mitigasi Perubahan Iklim, Pertamina Rehabilitasi Mangrove di NTT

0
347

Seputarenergi – Pertamina terus berkomitmen dalam menjalankan Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan Pertamina dengan melakukan rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan lingkungan dan memberikan kontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Salah satu aksi nyata dari program ini adalah penanaman mangrove secara massif, yang dilakukan serentak dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-41 di pesisir Pantai Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah.

“Program TJSL Hutan Pertamina secara massif telah dijalankan di seluruh wilayah Indonesia. Program ini sejalan upaya mitigasi perubahan iklim serta rehabilitasi hutan. Saat ini sudah ada lebih dari 6 juta pohon yang sudah tertanam di seluruh Indonesia dan terus akan bertambah di tahun-tahun mendatang,” ungkap Corporate Secretary PT Pertamina (Persero), Brahmantya S. Poerwadi.

Kegiatan rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur tersebut merupakan hasil koordinasi antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang menandakan komitmen bersama dalam memulihkan lingkungan dan memitigasi perubahan iklim.

“Untuk mempercepat program rehabilitasi mangrove di Indonesia, dibutuhkan dukungan pentahelix, Kemenko Marves telah menggalang dukungan untuk tanam mangrove dari program TJSL sejak tahun 2021 dan akan terus berlangsung kedepannya, pada Kick off yang kita laksanakan hari ini diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari pencapaian target nasional 600.000 ha mangrove, dan kami harapkan terjadi peningkatan mata pencaharian masyarakat dari mangrove,” jelas Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves, Nani Hendiarti.

Selain penanaman mangrove, Pertamina juga memberikan bantuan program pemberdayaan dan konservasi terumbu karang serta bantuan sarana prasarana konservasi satwa liar Kakatua Jambul Kuning.

“Tahun ini, Pertamina akan melaksanakan rehabilitasi mangrove di sekitar wilayah operasi Pertamina dan beberapa lokasi bekerjasama dengan Kemenkomarves serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diantaranya di wilayah NTT, Kalimantan Utara, dan Aceh Singkil. Selain itu Pertamina juga membantu perbaikan lingkungan untuk konservasi terumbu karang dan hewan endemik,” ujar Brahmantya.

Program ini merupakan implementasi komitmen Environmental, Social & Governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), yang mendukung upaya dalam penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem laut, serta menjaga ekosistem daratan.

Dengan kegiatan rehabilitasi mangrove ini, diharapkan masyarakat luas dapat lebih aktif dalam menjaga lingkungan dan melakukan aksi peduli lingkungan demi peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup masyarakat.

“Saya memberikan apresiasi khusus kepada Kemenko Marves dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pertamina, perusahaan BUMN dan swasta, yang telah memberikan perhatian besar pada upaya rehab mangrove khususnya di NTT, karena kita ketahui hutan mangrove memiliki fungsi penting dari aspek ekologi, ekonomi maupun mendukung kehidupan sosial budaya masyarakat. Ekosistem ini habitat penjaga bagi kehidupan baik di daratan perairan laut dan menjaga kualitas atmosfer dari polusi karbon,” pungkas Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake, SH, MDC.

Pertamina, sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here