Seputarenergi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan bahwa batu bara masih akan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi listrik hingga tahun 2060, meskipun ada upaya bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diterapkan secara bertahap.
Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, mengungkapkan bahwa terdapat dua skenario terkait penggunaan batu bara. Skenario pertama adalah bisnis seperti biasa tanpa adanya bauran EBT yang signifikan.
“Kalau ini adalah skenario seperti biasa, maka sampai 2060 itu masih produksi kita masih 720 juta (ton) ya,” kata Irwandy.
Menurut Irwandy, penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik masih bergantung pada sejauh mana bauran EBT digunakan. Namun, target bauran EBT yang ditetapkan Dewan Energi Nasional (DEN) turun dari 23 persen menjadi 17 persen pada tahun 2030, sementara realisasinya saat ini hanya sekitar 13 persen.
“Nah, jadi ini adalah business as usual. Ini masih panjang cerita,” tambahnya.
Irwandy juga mengemukakan skenario kedua, di mana penggunaan EBT ditingkatkan dan ketergantungan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dikurangi. Hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi batu bara yang signifikan dibandingkan dengan skenario sebelumnya.
Namun demikian, batu bara masih akan tetap digunakan hingga tahun 2060, yang berarti belum semua PLTU batu bara akan berhenti beroperasi dan digantikan oleh pembangkit EBT.
Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Iwan Agung Firstantara, menyatakan komitmen perusahaan dalam mendorong program cofiring biomassa pada PLTU sebagai salah satu upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
“Pengembangan energi biomassa sejalan dengan komitmen PLN untuk mengurangi emisi karbon melalui program cofiring PLTU,” kata Iwan.
PLN EPI telah melaksanakan program cofiring PLTU sejak 2018 dan telah berhasil mengurangi emisi sebanyak 570 ribu ton CO2e hingga tahun 2022. Selain itu, PLN EPI juga aktif dalam program Desa Berdaya Energi dengan menanam ribuan bibit tanaman energi, melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan dan memperkuat penggunaan energi bersih.
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik dapat tergantikan secara bertahap oleh energi bersih seperti biomassa dan EBT, sesuai dengan komitmen untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.