PT Pertamina (Persero) terus memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam pengembangan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Indonesia, mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah, sebagaimana disampaikan oleh Senior Advisor for Strategic Planning di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Idris Sihite.
Potensi Besar CCS di Indonesia
Menurut Sihite, CCS adalah solusi strategis untuk industri minyak dan gas bumi (migas) dalam menjaga produksi sambil menurunkan emisi karbon. “CCS menjadi dukungan bagi operasional industri migas nasional sekaligus menjawab tantangan pengurangan emisi karbon,” ujarnya dalam diskusi panel “Prospect of Carbon Capture & Storage Technologies in Archipelagic Countries” di COP29, Baku, Azerbaijan.
Indonesia memiliki potensi penyimpanan karbon hingga 577,62 gigaton (Gt) yang tersebar di berbagai cekungan migas. Saat ini, terdapat 15 proyek CCS yang sedang dikembangkan, termasuk di Asri Basin, Jawa Bagian Utara, serta Lapangan Jatibarang dan Sukowati. Namun, Sihite menekankan perlunya kolaborasi dalam pendanaan dan teknologi untuk merealisasikan potensi besar ini.
Kontribusi Pertamina dalam Dekarbonisasi
Senior Vice President Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, menyatakan bahwa CCS dan CCUS memainkan peran penting dalam strategi dekarbonisasi Pertamina. “Pertamina telah melakukan berbagai studi dengan potensi penyimpanan karbon hingga 7 Gt CO2 yang mendukung target NZE Indonesia,” jelasnya.
Namun, ia mengakui bahwa biaya penangkapan karbon menjadi tantangan utama. Untuk itu, Pertamina sedang membangun kapasitas domestik dalam pengembangan teknologi CCS dan CCUS sambil menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak. “Indonesia memiliki peluang menjadi hub regional CCS di Asia-Pasifik, mengingat negara-negara maju seperti Singapura, Korea Selatan, dan Jepang tidak memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang mencukupi,” tambahnya.
Regulasi dan Dukungan Pemerintah
Pemerintah telah mengeluarkan regulasi seperti Peraturan Presiden 2024 untuk mempercepat implementasi CCS dan perdagangan karbon. Namun, Oki menegaskan pentingnya insentif fiskal untuk memastikan kelayakan ekonomi proyek CCS. “Kerja sama internasional sangat penting untuk merealisasikan inisiatif ini,” katanya.
Komitmen Terhadap NZE dan SDGs
Sebagai pemimpin transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target NZE 2060 dengan menjalankan program yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Upaya ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang diterapkan di seluruh lini bisnis dan operasionalnya.