PT Pertamina (Persero) memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 dengan menggelar upacara di halaman Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (20/5). Mengusung tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”, peringatan ini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali peran Pertamina sebagai penjaga ketahanan energi nasional selama 67 tahun terakhir.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan bahwa semangat kebangkitan nasional harus diartikan sebagai panggilan untuk berdiri di atas kekuatan bangsa sendiri, termasuk dalam hal kemandirian energi.
“Kebangkitan yang paling kokoh adalah kebangkitan yang tumbuh perlahan, berakar dalam nilai-nilai kemanusiaan, dan berbuah pada keadilan serta kesejahteraan yang dirasakan bersama,” ujar Simon saat membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Digital RI.
Kemandirian Energi Jadi Prioritas
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, selama lebih dari enam dekade, Pertamina telah hadir dalam setiap lini kehidupan masyarakat, mendorong kemajuan ekonomi dan sosial. Saat ini, Pertamina mengelola 24% blok migas nasional dan memenuhi 69% kebutuhan minyak nasional serta 37% kebutuhan gas.
“Untuk mendukung hal itu, sekitar 62% belanja modal (capex) Pertamina dialokasikan untuk sektor hulu migas,” terang Fadjar.
Sebagai perusahaan migas terintegrasi, Pertamina mengelola enam kilang domestik dengan total kapasitas 920 ribu barel per hari. Volume intake mencapai 334 juta barel per tahun yang digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan dalam negeri.
“Kami terus mempercepat proyek kilang strategis seperti RDMP Balikpapan, Green Refinery Cilacap, dan TPPI Tuban untuk mendukung pasokan energi nasional yang berkelanjutan,” tambahnya.
Perluas Akses Energi hingga Pelosok Negeri
Di sektor hilir, Pertamina memperkuat distribusi energi dengan mengoperasikan lebih dari 320 kapal, termasuk 7 kapal Very Large Gas Carriers (VLGC). Infrastruktur distribusi terus dikembangkan untuk menjangkau wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).
Sejak 2017, Pertamina telah membangun 573 Lembaga Penyalur BBM Satu Harga, serta mengoperasikan 6.703 outlet Pertashop. Melalui program One Village One Outlet, LPG telah menjangkau 96% desa di Indonesia.
“Distribusi energi di Indonesia adalah yang paling kompleks di dunia karena geografis kepulauan. Namun, itu tidak menghalangi Pertamina untuk menjamin keadilan energi,” jelas Fadjar.
Dukungan Terhadap SDGs dan NZE 2060
Peringatan Harkitnas 2025 juga menjadi refleksi atas komitmen Pertamina dalam mendukung target Net Zero Emission 2060. Berbagai program transisi energi dan pembangunan berkelanjutan terus dikembangkan sesuai prinsip Environmental, Social & Governance (ESG).
“Dengan semangat Harkitnas 2025 dan dukungan stakeholder, Pertamina siap menjalankan amanah sebagai garda terdepan kemandirian energi Indonesia,” tutup Fadjar.