PT Pertamina (Persero) melalui dua entitasnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE), meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap terbesar yang pernah dibangun di lingkungan Pertamina Group. Instalasi ini berkapasitas total 2,5 megawatt peak (MWp) dan dibangun di tiga area operasional utama Kilang Balikpapan.
Direktur Operasi KPI Didik Bahagia menyampaikan bahwa PLTS atap tersebut menjadi bukti nyata sinergi antara KPI dan Pertamina NRE yang memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung efisiensi energi dan dekarbonisasi operasional kilang.
“PLTS atap ini telah kita resmikan sebagai langkah sinergi yang saling menguntungkan. Kolaborasi seperti ini akan terus kami dorong agar dampaknya semakin nyata,” ujar Didik dalam keterangan resmi.
Instalasi PLTS Atap Terbesar Pertamina
PLTS ini dipasang di atas Warehouse (1.635 kWp), Workshop (744 kWp), dan Gedung New HSSE (138 kWp) di area Kilang Balikpapan. Dengan kapasitas gabungan 2,5 MWp, PLTS ini diperkirakan mampu menurunkan emisi karbon hingga 3.798 ton CO₂e per tahun.
Didik menjelaskan, pengelolaan energi adalah tantangan utama kilang karena saat ini biaya energi menjadi pengeluaran operasional terbesar kedua, mencapai 4-5% dari total biaya.
“Dengan efisiensi dan pemanfaatan energi terbarukan, kita bisa menekan biaya sekaligus mendukung keberlanjutan operasional kilang,” katanya.
Jaringan PLTS Nasional Pertamina Capai 12,37 MWp
Selain di Balikpapan, Pertamina NRE telah mengoperasikan PLTS di berbagai lokasi kilang lainnya:
- Kilang Dumai: 3,77 MWp
- Kilang Plaju: 2,25 MWp
- Kilang Cilacap: 2,34 MWp
- Kilang Balongan: 1,51 MWp
Dengan tambahan dari Kilang Balikpapan, total kapasitas PLTS yang telah dioperasikan di kilang KPI kini mencapai 12,37 MWp. Teknologi PLTS ini juga sudah menerapkan sistem IoT dan kecerdasan buatan untuk pemantauan dan kendali jarak jauh (remote monitoring and control).
Kolaborasi Hijau dan Efisien
Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE Norman Ginting menegaskan bahwa sinergi KPI dan NRE telah berjalan di hampir seluruh kilang dan mencerminkan strategi Pertamina dalam menjalankan pertumbuhan ganda:
- Optimalisasi bisnis minyak dan gas
- Reduksi emisi lewat energi baru terbarukan
“KPI mengelola bisnis utama migas, sementara Pertamina NRE membantu menurunkan emisi dari operasi melalui penyediaan energi hijau,” jelas Norman.
Selain PLTS, kolaborasi kedua entitas ini juga mencakup proyek Flare Gas to Power yang mengubah gas buang dari kilang menjadi listrik untuk operasional internal.
Dorong NZE 2060 dan Inovasi Berkelanjutan
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pemanfaatan energi surya menjadi bagian dari strategi bisnis rendah karbon yang dijalankan Pertamina untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dan Sustainable Development Goals (SDGs).
“Inisiatif energi hijau seperti PLTS ini akan mendukung pencapaian dekarbonisasi internal (scope 1) serta memberi dampak nyata bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.
Sebagai pemimpin transisi energi nasional, Pertamina terus mendorong inovasi energi bersih, memperluas jangkauan energi terbarukan, dan mengintegrasikan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh rantai operasionalnya.