Dukung Transisi Energi, Pertamina Siap Ekspansi dan Replikasi Proyek Avtur Berbahan Minyak Jelantah

0
247

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE) memperluas pengembangan proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel (USAF) ke dua kilang baru, yakni Kilang Dumai dan Kilang Balongan. Sebelumnya, proyek ini telah berhasil berjalan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

Rencana ekspansi ini ditandai dengan penandatanganan komitmen pengembangan Project USAF yang berlangsung di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (26/5). Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman menyatakan bahwa proyek ini merupakan bagian dari upaya Pertamina dalam mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

“Project USAF adalah bukti nyata komitmen KPI untuk tidak hanya menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan,” ujar Taufik dalam keterangan resminya, Selasa (27/5).

Sejak 2020, KPI telah mengembangkan jejak produksi bioavtur melalui Kilang Cilacap yang saat itu menghasilkan J2.4 dari Palm Kernel Oil. Produk ini telah sukses digunakan dalam uji coba penerbangan pesawat CN-235 dan penerbangan komersial Garuda Indonesia rute Jakarta–Solo.

Memasuki 2024, KPI meluncurkan Project USAF berbasis waste feedstock dari minyak jelantah. Langkah ini dikukuhkan dengan pengembangan teknologi katalis bersama PT Pertamina Technology Innovation, pembuatan katalis oleh PT Katalis Sinergi Indonesia, serta sertifikasi keberlanjutan ISCC EU dan CORSIA. Pada awal 2025, KPI telah mengganti katalis di RU IV Cilacap dan siap untuk memproduksi SAF bersertifikat secara komersial pada kuartal ketiga tahun ini.

Menurut Taufik, USAF bukan sekadar produksi bahan bakar berkelanjutan, tapi juga menciptakan circular SAF ecosystem yang mengintegrasikan pelaku pengumpul minyak jelantah, transporter, hingga maskapai dan BUMN sektor aviasi. “Kami menargetkan pada 2028 dapat menyaksikan startup Green Refinery Project di Cilacap dengan kapasitas 6 MBSD,” tambahnya.

Plt Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, mengatakan pihaknya juga mendukung pengembangan USAF dengan membangun sistem pengumpulan minyak jelantah (UCO) di sepuluh SPBU di Jakarta. Hingga kini, sebanyak 6.042 masyarakat telah secara sukarela menyetorkan UCO mereka.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, turut mengapresiasi seluruh perwira dan manajemen Pertamina yang telah menjalankan Project USAF. Ia menegaskan bahwa proyek ini harus memberikan manfaat nyata bagi ketahanan energi nasional serta mendukung target transisi energi dan keberlanjutan lingkungan.

“Ini bukan hanya prestasi seremoni. Project ini harus terimplementasi dengan baik dan menjadi bagian dari solusi energi masa depan,” tegas Simon.

Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, menambahkan bahwa SAF adalah jawaban strategis untuk menjawab tantangan global. Ia mendorong kolaborasi yang lebih luas dari seluruh subholding Pertamina hingga sektor eksternal seperti pemerintah, maskapai, lembaga riset, dan mitra internasional.

“Pastikan Pertamina Group menjadi pemimpin utama di bisnis SAF, baik sebagai produsen utama maupun market leader di pasar domestik dan global,” pungkasnya.

Project USAF merupakan bagian dari kontribusi Pertamina terhadap target Net Zero Emission 2060 dan pelaksanaan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini operasional perusahaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here