Desa Energi Berdikari Pertamina Berhasil Olah Limbah Ikan Jadi Sumber Cuan

0
128

PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama PT Jawa Satu Power (JSP) mendukung peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di Desa Rawa Meneng, Kabupaten Subang, melalui pengolahan ikan-ikan rucah yang sebelumnya dianggap tak bernilai menjadi tepung ikan bernilai ekonomi tinggi.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari Pertamina yang memadukan pemanfaatan energi baru terbarukan dengan pemberdayaan ekonomi lokal. Di Desa Rawa Meneng, yang berada di sekitar wilayah operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1, sebagian besar warga menggantungkan hidup dari hasil tangkapan laut.

Namun, tidak semua hasil tangkapan memiliki nilai jual. Ikan-ikan kecil atau rucah kerap dibuang karena dianggap tak layak dijual. Melalui program ini, ikan rucah tersebut kini diolah menjadi tepung ikan dengan menggunakan alat pengering bertenaga surya, hasil dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2.200 watt peak (Wp).

Manager Corporate Communication Pertamina NRE, Rika Gresia, menyampaikan bahwa program ini bertujuan mendorong kemandirian energi dan ekonomi masyarakat pesisir.

“Dengan memanfaatkan PLTS, biaya energi untuk memproduksi produk olahan ikan menjadi lebih hemat. Ini juga menjadi edukasi untuk mendorong ekonomi sirkular di desa nelayan,” ujar Rika dalam sesi edukasi bersama nelayan di KUD Mina Karya Baru, pusat kegiatan ekonomi desa.

Program ini telah memberikan manfaat nyata bagi 35 nelayan kapal kecil dan 140 anggota KUD Mina Karya Baru. Pendampingan dilakukan secara berkelanjutan oleh JSP, yang selama ini aktif melakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional.

Ketua KUD Mina Karya Baru, Karyono, mengakui manfaat signifikan dari pengolahan ikan rucah. “Dulu kami buang karena tidak laku, sekarang bisa jadi tepung ikan. Produksinya juga lebih hemat karena pakai PLTS, tidak boros listrik,” jelasnya.

Tepung ikan yang dihasilkan digunakan sebagai bahan baku pakan unggas dan ikan yang kaya nutrisi, dan bahkan mulai diminati pasar dari desa-desa lain yang memiliki usaha ternak dan budidaya ikan.

Chief Executive Officer Pertamina NRE, John Anis, menegaskan bahwa transisi energi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga menyangkut perubahan sosial.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya kenal energi bersih, tapi juga bisa memanfaatkannya secara produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa hingga saat ini Pertamina telah membangun 172 lokasi Desa Energi Berdikari di berbagai wilayah.

“Program ini kami dorong tidak hanya untuk penguatan ekonomi masyarakat, tapi juga untuk mendukung target pengurangan emisi karbon,” kata Fadjar.

Melalui sinergi energi bersih dan pemberdayaan komunitas lokal, Pertamina NRE membuktikan bahwa upaya dekarbonisasi juga bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di desa pesisir yang memiliki kekayaan sumber daya alam terbarukan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here