T Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), meresmikan pilot plant green hydrogen pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi anion exchange membrane electrolyzer berbasis energi panas bumi. Proyek percontohan ini berlokasi di Ulubelu, Lampung, dan menjadi tonggak penting dalam pengembangan ekosistem hidrogen hijau nasional.
Dukungan Pemerintah untuk Transisi Energi
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung investasi energi bersih.
“Sinergi pemerintah, BUMN, swasta, dan mitra internasional adalah kunci transformasi energi nasional. Langkah Pertamina ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 untuk menjadi negara berdaulat, maju, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menambahkan bahwa fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur produksi, tetapi juga sebagai laboratorium pengembangan hidrogen di Indonesia.
“Pemanfaatan panas bumi untuk memproduksi green hydrogen adalah inovasi yang akan menjadi game changer dalam transisi energi global,” jelasnya.
Komitmen Daerah dan Potensi Ekonomi
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menyampaikan dukungan penuh pemerintah daerah. Ia menekankan pentingnya melibatkan dunia pendidikan agar generasi muda dapat berperan dalam transformasi energi hijau.
“Sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat akan melahirkan ekosistem energi bersih yang berkelanjutan,” ujarnya.
Selain mendorong pengurangan emisi karbon, proyek ini diyakini mampu memperkuat ekosistem energi terbarukan, menciptakan lapangan kerja baru, serta membuka peluang investasi berdaya saing global.
Komitmen Pertamina
Sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia, Pertamina menegaskan bahwa proyek ini menjadi bagian dari kontribusi nyata untuk mendukung target Net Zero Emission 2060. Seluruh upaya dijalankan sejalan dengan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG).
