Proyeksi Pendapatan Pertamina di Akhir 2025 Sentuh Rp 1.127 Triliun

0
3

PT Pertamina (Persero) memproyeksikan pendapatan perusahaan pada 2025 mencapai 68 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.127 triliun. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa dari proyeksi tersebut, laba bersih perseroan diperkirakan mencapai 3,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 54 triliun. Menurutnya, capaian ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat kontribusi Pertamina terhadap penerimaan negara.

Simon menegaskan bahwa posisi Pertamina tetap solid meski menghadapi tekanan global. Kinerja tersebut, kata dia, dicapai melalui efisiensi, respons cepat, serta peningkatan berkelanjutan di seluruh operasi perusahaan. Hingga September 2025, kontribusi Pertamina kepada negara mencapai Rp 262 triliun yang berasal dari pajak, penerimaan nonpajak, dan dividen.

Ia juga menjelaskan bahwa stabilitas operasional terlihat dari produksi minyak dan gas yang tetap berada di atas 1 juta BOEPD, meskipun terdapat tantangan natural decline. Di sektor pengolahan, yield valuable kilang berada di level historis lebih dari 83 persen, dengan total intake kilang sekitar 330 juta barel. Upaya optimalisasi dilakukan melalui peningkatan efisiensi energi, diversifikasi produk, dan percepatan proyek RDMP Balikpapan yang memasuki tahap akhir penyelesaian.

Pada segmen pemasaran, volume penjualan hingga Oktober 2025 menembus lebih dari 100 juta kiloliter. Portofolio NPSO memberikan kontribusi signifikan, didukung penguatan jaringan distribusi BBM, LPG, dan avtur melalui digitalisasi dan program QR Subsidi Tepat. Produk Pertamax Green 95 bahkan mencatat peningkatan penjualan lebih dari 80 persen sepanjang tahun.

Sementara itu, Pertamina International Shipping (PIS) mencatat pertumbuhan volume kargo sekitar 8 persen. Dengan 310 armada kapal yang melayani lebih dari 90 rute domestik dan 60 rute internasional, total volume kargo yang diangkut mencapai 143 juta kiloliter hingga Oktober 2025. PIS juga menambah 16 kapal baru serta memperluas pasar noncaptive melalui diversifikasi kargo seperti LNG, amonia, petrokimia, hingga steel slab.

Di sisi bisnis gas dan infrastruktur energi, volume niaga gas tetap stabil di atas 300 juta MMBTU dengan pangsa pasar 91 persen. Pertamina terus memperkuat infrastrukturnya melalui jaringan pipa gas sepanjang lebih dari 33.500 kilometer, fasilitas FSRU, jaringan gas rumah tangga untuk 824 ribu pelanggan, serta pengembangan biomethane, hidrogen, dan transportasi COâ‚‚. Untuk sektor ketenagalistrikan dan energi terbarukan, produksi listrik 2025 diproyeksikan mencapai 8,4 GWh, melampaui target RKAP, sementara portofolio NRE terus berkembang melalui PLTS, PLTP, pasar karbon, proyek baterai, dan ekspansi proyek energi terbarukan di Filipina. Kapasitas terpasang pembangkit mencapai 3,1 GW dari berbagai jenis energi.

Simon menegaskan bahwa seluruh capaian tersebut menunjukkan penguatan operasional Pertamina dari hulu hingga hilir, sekaligus bagian dari komitmen perusahaan mendukung agenda nasional dalam meningkatkan produksi migas, memperbaiki neraca energi, dan mempercepat transisi menuju energi yang lebih bersih dan terjangkau.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here