Kinerja PT Pertamina (Persero) sepanjang 2024 mendapat sorotan positif dari berbagai kalangan, menyusul kontribusinya yang signifikan terhadap penerimaan negara. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 yang digelar Kamis (12/6/2025), Pertamina melaporkan telah menyetor Rp401,73 triliun ke kas negara melalui pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dividen.
Anggota Komisi XII DPR RI Eddy Soeparno menilai capaian tersebut menunjukkan peran vital Pertamina sebagai salah satu BUMN strategis Indonesia. “Angka Rp401,73 triliun menunjukkan Pertamina sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia, termasuk dalam memberikan kontribusi kepada negara berupa pajak, PNBP dan dividen. Ini kontribusi yang signifikan kepada APBN,” ujar Eddy, Senin (17/6/2025).
Ia menambahkan, kontribusi fiskal yang besar itu sangat penting bagi perekonomian nasional, baik untuk menopang belanja negara maupun mendukung ketahanan energi nasional. “Setoran kepada negara ini bisa dikontribusikan kembali, misalnya ke Danantara, atau mendukung peningkatan lifting minyak dan gas ketika Pertamina membutuhkan dalam bentuk penyertaan atau dukungan negara,” jelasnya.
Eddy juga menegaskan bahwa Pertamina perlu terus didorong menjadi penggerak utama dalam transisi energi nasional, khususnya untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan demi masa depan energi yang lebih berkelanjutan.
Apresiasi juga datang dari kalangan akademisi. Ekonom senior dari Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, menilai tingginya kontribusi fiskal Pertamina menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kewajiban negara di tengah tantangan pasar energi global.
“Kontribusi Rp401,73 triliun ini sangat signifikan bagi APBN Indonesia. Ini memberikan ruang fiskal yang krusial untuk mempertahankan keberlanjutan fiskal. Tanpa kontribusi Pertamina, pemerintah akan menghadapi tekanan fiskal yang jauh lebih besar,” ujarnya.
Dahlan menyebut, angka tersebut setara dengan 20,71 persen dari total kontribusi BUMN kepada negara. “Kontribusi ini bukan sekadar angka statistik, tapi mencerminkan kesuksesan pengelolaan BUMN dalam menopang fiskal negara dan pembangunan ekonomi,” tambahnya.
Menurutnya, dana yang disetorkan Pertamina sangat penting untuk membiayai sektor vital seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga program perlindungan sosial.
Secara keseluruhan, kinerja Pertamina tahun 2024 menjadi penegasan bahwa perusahaan tidak hanya sebagai penyedia energi utama nasional, tetapi juga sebagai “cash cow” negara yang mampu memberikan kontribusi stabil di tengah dinamika global.
Dari sisi keuangan, Pertamina mencatat pendapatan sebesar 75,33 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.194 triliun, dengan EBITDA mencapai 10,79 miliar dolar AS (Rp171,04 triliun) dan laba bersih sebesar 3,13 miliar dolar AS (Rp49,54 triliun).
Kinerja solid ini turut memperkuat posisi Pertamina sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional yang mampu menjaga stabilitas fiskal dan energi secara simultan.