RDP Komisi XII DPR, Pertamina Dukung Akselerasi Target Lifting Migas 2025

0
50

Jakarta – Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama jajaran sektor energi pada Senin (30/6/2025), guna membahas asumsi makro sektor ESDM yang lebih realistis dan adaptif terhadap dinamika global. Agenda ini turut dihadiri oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM, SKK Migas, BPH Migas, serta perwakilan dari PT Pertamina (Persero).

Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Patijaya, menegaskan pentingnya peran sektor minyak dan gas (migas) dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung penerimaan negara. Namun, ia mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi. “Sektor migas memegang peranan sangat penting, namun lifting migas belum optimal dan pengelolaan blok migas masih perlu efisiensi,” ujar Bambang dalam rapat yang digelar di Ruang Rapat Komisi VII.

Dalam kesempatan tersebut, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mencapai target lifting nasional. Beberapa strategi tengah dijalankan, termasuk optimalisasi lapangan aktif dan reaktivasi lapangan idle yang sudah tidak berproduksi.

Sementara itu, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Jaffee Arizon Suardin, mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam operasi migas adalah natural decline atau penurunan produksi alamiah yang mencapai 21 persen per tahun. Meski begitu, Pertamina optimistis produksi migas akan naik sekitar 3 persen di akhir 2025 secara keseluruhan.

“Melalui berbagai upaya seperti penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), pembukaan sumur baru, serta akuisisi aset migas luar negeri oleh Subholding Upstream, kami berupaya menahan laju penurunan produksi,” jelas Jaffee.

Pertamina saat ini menyumbang 69 persen produksi minyak nasional dan 37 persen produksi gas. Hingga Mei 2025, Subholding Upstream mencatatkan produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD), terdiri atas 559 ribu barel minyak per hari dan 2.800 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

Capaian operasional juga mencakup pengeboran lima sumur eksplorasi, 341 sumur pengembangan, 523 workover, dan lebih dari 15.400 kegiatan well services. Tak hanya itu, Subholding Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatat penambahan sumber daya migas (2C) sebesar 767 juta barel setara minyak dan cadangan migas P1 sebesar 40,9 MMBOE sepanjang 2025.

PHE juga aktif melakukan eksplorasi strategis di dalam dan luar negeri, termasuk penemuan potensi besar di Padang Pancuran, pengeboran EPN-002 di Jawa Barat, serta survei seismik 3D seluas 452 km² di Sumatera. Kontrak bagi hasil juga telah diteken untuk Wilayah Kerja (WK) Melati dan WK Binaya, hasil lelang tahap I dan II tahun 2024.

Komisi VII DPR RI menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan BUMN energi untuk menjaga kesinambungan pasokan migas nasional serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dalam negeri. Asumsi makro yang disusun ke depan harus mempertimbangkan tantangan global dan tren transisi energi yang sedang berlangsung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here