UMKM Binaan Pertamina Tembus Pasar Jepang di World Expo Osaka 2025

0
42

Produk unggulan dari 10 UMKM binaan PT Pertamina (Persero) sukses mencuri perhatian dunia dalam ajang World Expo Osaka 2025 di Jepang. Keikutsertaan ini tak hanya memperkuat posisi UMKM di panggung internasional, tetapi juga menjadi wujud nyata kontribusi Pertamina dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) melalui produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa keikutsertaan UMKM di ajang ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mendorong kesejahteraan ekonomi nasional melalui pengembangan pasar UMKM. “Ini bukan sekadar pameran, melainkan momentum untuk membuka akses pasar global dan membuktikan bahwa produk lokal Indonesia mampu bersaing secara internasional,” ujarnya.

Pertamina memfasilitasi partisipasi 10 UMKM dalam dua periode pameran, yakni 30 Juni–6 Juli 2025 dan 25–31 Agustus 2025. Di periode pertama, empat UMKM yang tampil adalah Songket Ilham Bahari, Kainnesia, Bali Honey, dan Made Tea. Sementara di periode kedua akan hadir Pertenunan Astini, Cap Bali, Kripik Tempe Kahla, Bananania, Dara Baro, dan Apikmen.

Salah satu sorotan utama datang dari Bali Honey. Madu organik asal hutan tropis Bali ini menarik minat besar dari para pembeli Jepang. Ismail Marzuki, pemilik Bali Honey, mengungkapkan bahwa dalam dua hari pertama, ia telah menjalin komunikasi dengan tiga calon pembeli potensial. Salah satunya adalah Kiddo Food, perusahaan asal Osaka yang tertarik mengolah madu menjadi berbagai produk turunan seperti granola, es krim, dan dorayaki, dengan estimasi kebutuhan mencapai 30 ton per bulan atau setara hampir Rp30 miliar.

Bahkan, seorang pengusaha Jepang bernama Yamada San telah menjadwalkan kunjungan ke Denpasar pada September 2025 untuk melihat langsung proses produksi Bali Honey. Ia berencana melakukan pemesanan awal sebesar 10 kubik madu dengan nilai transaksi mencapai Rp850 juta.

Dukungan juga datang dari diaspora Indonesia di Jepang, seperti Teguh Wahyudi, pemilik Sariraya Group di Nagoya, yang mengelola rantai bisnis kuliner halal. Teguh mengaku tertarik pada Bali Honey dengan estimasi permintaan mencapai 3 ton per pengiriman atau sekitar Rp3 miliar.

Untuk memenuhi syarat ekspor, Bali Honey akan menjalani uji laboratorium dari Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA) Jepang. Jika lolos, penandatanganan kontrak ekspor dijadwalkan berlangsung akhir tahun ini, dan produk akan tersedia di pasar Jepang mulai Desember 2025.

Fadjar menambahkan bahwa keberhasilan ini selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo–Gibran, khususnya dalam penguatan ekonomi desa, penciptaan lapangan kerja berkualitas, pengembangan kewirausahaan nasional, serta penguatan industri kreatif yang berdaya saing.

World Expo Osaka 2025 sendiri diikuti oleh 128 negara dan dikunjungi lebih dari 31 ribu orang per hari. Dalam pameran ini, Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia bertema “Thriving in Harmony”, mencerminkan harmoni antara alam, budaya, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Pertamina, sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia, terus mendorong inisiatif yang mendukung target net zero emission 2060 dan pencapaian SDGs. Melalui program UMKM binaan, Pertamina menunjukkan bahwa sinergi antara dunia usaha dan visi pemerintah dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan menembus pasar global.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here