PT Pertamina (Persero) telah menyediakan 10 outlet New Bright Store untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pelanggan yang berkunjung ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Direktur Utama Pertamina Retail Iin Febrian menyampaikan, outlet-outlet New Bright Store berada di lokasi yang strategis dan tersebar di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, hingga Semarang.
Bright Store di sini memiliki konsep baru yang memungkinkan untuk menjadi rumah kedua bagi para pelanggan ketika berkunjung ke SPBU Pertamina. Pelanggan pun bisa melepas penat sejenak dengan disuguhi minuman dan makanan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
“Fasilitas yang tersedia di New Bright Store ini juga lebih modern. Intinya konsep baru ini merupakan respons kami atas perubahan bisnis dan perilaku konsumen,” ungkap Iin dalam jumpa pers virtual, Rabu (12/8).
Di Bright Store ini, pelanggan dapat membeli paket sarapan pagi serba Rp 10.000 berupa Bakery/Pastry seperti Sweet Bread, Sausage Bun/Hotdog/Puff, dan satu gelas Hot Coffee Americano/Capucino. Menu paket sarapan ini pun berbeda-beda di tiap harinya agar pelanggan tidak merasa bosan.
Selain itu, Bright Store juga menyediakan minuman penyegar untuk menemani perjalanan pelanggan seperti aneka kopi dan teh yang dapat disajikan secara panas maupun dingin.
Kini, Bright Store juga dilengkapi dengan sistem pembayaran digital seperti LinkAja. Pelanggan juga bisa memanfaatkan aplikasi MyPertamina untuk bertransaksi di Bright Store sekaligus memperoleh beragam promo produk.
Iin berujar, keberadaan Bright Store dengan konsep baru pada dasarnya merupakan upaya Pertamina untuk menggali potensi pendapatan tambahan dari SPBU. Selama ini pendapatan SPBU masih didominasi dari bisnis BBM atau LPG, sedangkan kontribusi pendapatan bisnis non-BBM relatif rendah di kisaran 3%-4%.
“Peluang bisnis non-fuel dari Bright Store sangat besar karena SPBU umumnya tetap sering dikunjungi masyarakat sekalipun di masa pandemi,” ujar dia.
PT Pertamina (Persero) berkeinginan mengembangkan Bright Store sebanyak 3.000 outlet hingga tahun 2025 mendatang. Hal ini untuk mendongkrak pendapatan tambahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Retail Iin Febrian menyebut, pengembangan Bright Store perlu dilakukan sejalan dengan jumlah SPBU Pertamina yang sudah mencapai kisaran 7.000 unit. Ia mengaku, seluruh outlet Bright Store yang ada saat ini murni dikelola sendiri oleh Pertamina.
Untuk mendorong penambahan jumlah outlet Bright Store secara masif, Pertamina tentu tidak bisa bekerja sendiri. Perusahaan ini akan menyediakan skema kemitraan yang memungkinkan badan usaha atau kelompok masyarakat bisa ikut membangun dan mengelola Bright Store.
Namun, Iin belum bisa menjelaskan secara detail skema kemitraan pengelolaan Bright Store tersebut. Yang jelas, Pertamina akan segera melakukan sosialiasi terkait hal itu kepada masyarakat dan mitra strategis.
Dia menambahkan, Bright Store yang hendak dibangun bentuknya akan menyesuaikan luas area SPBU. “Tentu semakin besar akan semakin lengkap fasilitasnya,” kata Iin dalam jumpa pers virtual, Rabu (12/8).
Lebih lanjut, keberadaan Bright Store ditujukan untuk memaksimalkan pendapatan non-BBM di SPBU milik Pertamina. Selama ini, pendapatan SPBU sangat didominasi oleh bisnis BBM atau LPG, sedangkan kontribusi bisnis non-BBM relatif kecil atau sekitar 3%–4%.
Padahal, idealnya porsi pendapatan non-BBM di suatu SPBU bisa berada di kisaran 30%. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pertamina.
“Sampai tahun 2025, kami harapkan 30% pendapatan SPBU berasal dari bisnis non-fuel. Ini bisa tercapai melalui pengembangan Bright Store secara agresif,” ungkap Iin.
Peluang Pertamina untuk mengoptimalisasi Bright Store cukup besar. Ini mengingat Bright Store berada di SPBU yang lokasinya strategis dan kerap dikunjungi banyak orang walau di masa pandemi Covid-19.
Sumber Asli: Kontan.co.id