Prospek Komoditas EBT Indonesia Menarik

0
633
Masdar joint venture reaches financial close and starts construction on Indonesia’s first utility-scale floating solar power plant

Seputarenergi.com- PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menilai prospek energi terbarukan (EBT) dalam negeri sangat menarik terutama nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai.

Indonesia unggul baik dari sisi jumlah produksi maupun jumlah cadangan. Diperkirakan pula kontribusi sektor EBT terhadap pertumbuhan ekonomi dan pasar modal akan semakin besar.

Dibandingkan dengan sumber energi berbahan bakar fosil, produksi EBT saat ini seperti tenaga surya dan tenaga air masih memiliki masalah, yaitu konsistensi hasil produksinya dipengaruhi oleh faktor cuaca yang tidak dapat dikontrol.

“Di sinilah peran produk baterai menjadi sangat penting sebagai buffer, untuk menyimpan energi cadangan untuk mengatasi kebutuhan daya yang kurang stabil yang dihasilkan oleh EBT,” Equity Analyst PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Stifanus Sulistyo, Selasa, 24 Mei 2022.

Nikel, sebagai salah satu komponen utama dalam katoda baterai tipe Nickel Cobalt Manganese (NCM) akan semakin dibutuhkan, seiring semakin meningkatnya penggunaan EBT di seluruh dunia.

Sebenarnya ada beberapa tipe katoda baterai, dua yang paling populer saat ini adalah NCM dan Lithium Iron Phosphate (LFP). Katoda NCM memiliki kapasitas yang lebih tinggi, namun lebih mahal karena harga bahan bakunya yang terus meningkat.

“Kami melihat, dengan pesatnya permintaan kendaraan listrik, kedua jenis katoda ini akan digunakan untuk pasarnya masing-masing,” jelasnya.

Selain nikel, komoditas lain yang dihasilkan oleh Indonesia yang menjadi komponen penting dalam produksi EBT yaitu tembaga. Logam ini dipakai sebagai bahan baku kabel karena sifatnya sebagai konduktor atau sebagai penghantar listrik yang sangat baik.

Tren adopsi kendaraan listrik juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan tembaga karena penggunaan logam ini di kendaraan listrik akan lebih banyak dibandingkan dengan penggunaannya pada kendaraan berbahan bakar bensin sistem Internal Combustion Engine (ICE).

“Tren ini menguntungkan Indonesia, karena kita memiliki beberapa aset tembaga yang menarik dengan kandungan mineral tinggi,” terang Stifanus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here